From:
mzrwan
mzrwan@yahoo.com
mzrwan
mzrwan@yahoo.com
Message:
Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Bacaan ketika mendengar adzan
“Seseorang yang mendengarkan adzan, hendaklah mengucapkan
sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya
‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah. Maka mengucapkan: ’Laa
haula wala quwwata Illa billah’.
sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya
‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah. Maka mengucapkan: ’Laa
haula wala quwwata Illa billah’.
— HR. Bukhari: 1/152, Muslim: 1/288
bagaiman pa ustadz apabila adzan shubuh ketika mendengar “asshalaatu
khairum minannaum” , apa yang harus kita ucapkan ?
khairum minannaum” , apa yang harus kita ucapkan ?
Syukron Jazakallahu khairan .
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Sebagian orang menjawab kalimat “Asshalatu khoirun minannaum” dengan ucapan “shadaqta wa bararta” yang artinya “anda benar dan anda telah berbuat kebaikan”.
Abdul Karim ar Rafii asy Syafii mengatakan,
Abdul Karim ar Rafii asy Syafii mengatakan,
وان يجيب من يسمع الاذان المؤذن فيقول مثل ما يقول وان كان السامع جنبا أو محدثا الا في الحيعلتين فانه يقول لا حول ولا قوة الا بالله والا في كلمة الاقامة فانه يقول أقامها الله وأدامها وجعلني من صالحي أهلها والا في التثويب فانه يقول صدقت وبررت وفي وجه يقول صدق رسول الله صلى الله عليه وسلم الصلاة خيرمن النوم
“Orang yang mendengar suara adzan hendaklah menjawab panggilan adzan dengan menirukan apa yang diucapkan oleh muazin meski orang yang mendengar adzan tersebut dalam kondisi hadats besar ataupun hadats kecil kecuali untuk dua hai’alah-ucapan “Hayya ‘ala Shalat” dan ucapan “Hayya ‘alal Falah”-hendaknya dijawab dengan ucapan “laa haula wala quwwat illa billah”. Demikian pula, ucapan iqomah-yaitu ucapan “had qomatish sholah”-tidaklah ditirukan namun dijawab dengan ucapan “aqamahallahu wa adamaha wa ja’alani min sholihi ahliha”. Begitu pula ucapan tatswib-yaitu ucapan “ash sholatu khairun minan naum” dijawab dengan “shadaqta wa bararta”. Sebagian ulama Syafiiyyah mengatakan bahwa jawaban bacaan tatswib adalah “shadaqa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ashsholatu khoirun minan naum” [Fathul Aziz bi Syarhil Wajiz atau disebut juga al Syarh al Kabir karya ar Rafii 3/205].Dalil bahwa jawaban untuk ucapan ‘qad qomatish sholah’ adalah ‘aqomaha wa adamaha’ ialah sebuah hadits:
عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ أَوْ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ بِلاَلاً أَخَذَ فِى الإِقَامَةِ فَلَمَّا أَنْ قَالَ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَقَامَهَا اللَّهُ وَأَدَامَهَا ».
Dari Syahr bin Hausyah dari Abu Umamah atau dari salah seorang sahabat Nabi, sesungguhnya Bilal mulai mengumandangkan iqomah. Tatkala Bilal sampai pada kalimat ‘qod qomatish sholah’ Nabi menjawab, ‘aqomahallahu wa adamaha’ [HR Abu Daud no 528].
Tentang hadits ini al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan,
وَهُوَ ضَعِيفٌ وَالزِّيَادَةُ فِيهِ لَا أَصْلَ لَهَا ، وَكَذَا لَا أَصْلَ لِمَا ذَكَرَهُ فِي ” الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ ”
“Hadits tersebut adalah hadits yang berkualitas lemah dan bacaan tambahan –yaitu ucapan “wa ja’alani min sholihi ahliha”- adalah bacaan yang tidak terdapat dalam hadits. Demikian pula bacaan untuk jawaban ‘ashsholatu khoirun minan naum”-yaitu ‘shadaqta wa bararta’ adalah bacaan yang tidak terdapat hadits yang mendukungnya” [at Talkhish al Habir 1/412, Syamilah].
Karena tidak terdapat hadits dari Nabi-sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar di atas- terkait bacaan khusus untuk ‘asholatu khoirun minannaum’- maka jawaban untuk bacaan tersebut kita kembalikan kepada dalil umum dalam masalah ini sebagaimana yang anda sebutkan dalam teks pertanyaan yaitu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh muazin. Sehingga jawaban untuk ucapan ‘asholatu khoirun minannaum’ adalah ‘asholatu khoirun minannaum’.
Kesimpulannya “ucapan ‘haqqan’ atau ‘shadaqta wa bararta’ atau ucapan ‘shadaqa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ashsholatu khoirun minan naum’ sebagai jawaban muazin yang mengucapkan ‘asholatu khoirun minannaum’ adalah termasuk bid’ah (baca:ibadah yang tidak pernah Nabi ajarkan) karena yang Nabi ajarkan pada saat itu adalah mengucapkan kalimat sebagaimana yang diucapkan oleh muazin yaitu ‘asholatu khoirun minannaum’ [Shofwah al Bayan fi Ahkam al Iqomah wal Adzan hal 138 karya Abdul Qadir bin Muhammad al Jazairi ta’liq al Albani dan Masyhur Hasan al Salman, terbitan ad Dar al Atsariyyah Yordania, cetakan pertama 1430 h].
Catatan:
Banyak orang mengucapkan ‘shadaqta wa bararta’ padahal cara baca yang benar menurut bahasa arab adalah ‘shadaqta wa barirta’ [Shofwah al Bayan hal 138].Artikel www.ustadzaris.com
***Artikel: Ummu Zakaria***
Related Post :
FIQIH
- Hukum Tidur Terlentang
- Hukum Tidur Tengkurap
- Dosa Besar Karena Pria Memakai Cincin Emas
- Biaya Akikah dari Siapa?
- Baru Talaq Satu dan Dua, Jangan Segera Berpisah, Ia Masih Istrimu!
- Amalan di bulan Ramadhan : Kewajiban, Hikmah, & Adab-adab Puasa Ramadhan
- Saudariku, Kembalilah ke Hijab Asalmu
- Hukum Mengenakan Mukena Warna-Warni
- Hukum Memakai Sepatu Atau Sandal High Heels
- Tanya Jawab: Hukum Bisnis Forex Online
- Engkau Lebih Cantik Bercadar
- Sebagian Badan Terkena Sinar Matahari
- Bolehkah Nazhor Diulangi ?
- Akikah Ketika Sudah Dewasa
- Sebaik-baik Shof Wanita Adalah Yang Paling Belakang
- Apakah Sholat Dhuhur Bagi Wanita Pada Hari Jum’at Harus Menunggu Selesainya Sholat Jum’at?
- Download Ebook: Panduan Kesehatan Muslimah (Haid – Hamil – Melahirkan – Nifas – Menyusui) [dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah]
- Talak Bagian 5 (Sebab Talak: Ilaa’)
- Talak Bagian 4 (Sebab Talak: Khulu’)
- Nasehat tentang Mahar dan Pesta Pernikahan
- Menyewakan Masjid Untuk Akad Nikah
- Talak Bagian 3 (Sebab Talak: Nusyuz)
- Peran Suami dalam Rumah Tangga
- Kartu Kredit
- Hukum Tidur Setelah Shubuh
AQIDAH DAN TAUHID
- Makam Nabi Dibongkar, Siapa Dalang Di Balik Isu Tersebut?
- Amalan di bulan Ramadhan : Kewajiban, Hikmah, & Adab-adab Puasa Ramadhan
- Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Bukan Sekedar Pengakuan
- Kumpulan Artikel Seputar Natal dan Tahun Baru
- Iringi Keburukan Dengan Kebaikan
- Ketika Bahagia Dan Celaka Telah Ditentukan
- Lebih Dekat Dengan Salaf
- Benarkah Video Malaikat Ka’bah?
- Imam yang Empat adalah Satu, Mengapa Kita Berselisih ?
- Rujuk kepada Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
- Berkenalan dengan 4 (Empat) Imam
- Siapakah Ahlus-Sunnah Sejati?
- as-Salafush-Shalih sebagai Rujukan dalam Memahami al-Qur’an dan as-Sunnah
- Tanda Hari Kiamat : Munculnya Imam Mahdi
- Syubhat dan Bantahan tentang Kewajiban Mentaati Pemerintah
- Hanya Satu Jalan Menuju Allah ‘Azza wa Jalla
- Ciri-Ciri Da'i Sesat
- Hukum Menyingkat Shalawat dengan SAW
- Tiada Nabi Lagi Sesudah Beliau!
- Goresan Pesan Untuk Pembela Kebenaran
- Mengenal Jalan Hidup Golongan yang Selamat (Manhaj Al-Firqah An-Najiyah)
- TAKWA DAN KEUTAMAANNYA
- Para hamba selalu membutuhkan hidayah
- Menjadi Umat Terbaik dengan Saling Menasehati
- WAJIB MENGQADHA SHALAT YANG TERTINGGAL
IBADAH
- Sebaik-baik Shof Wanita Adalah Yang Paling Belakang
- Apakah Sholat Dhuhur Bagi Wanita Pada Hari Jum’at Harus Menunggu Selesainya Sholat Jum’at?
- Indahnya Akhlaqul Karimah
- Peran Suami dalam Rumah Tangga
- Hukum Tidur Setelah Shubuh
- Saudariku, Jangan Engkau Lupakan Hakku, Hakmu, dan Hak Sesama Muslim...
- Masa Haidh Bukan Masa Libur Ibadah
- Ciri-Ciri Da'i Sesat
- Hukum Memakai Celana Ketat dalam Shalat
- Shalat diatas Pesawat dan Jarak Safar
- Ibadah Bagi Wanita di Masa Haidh
- Goresan Pesan Untuk Pembela Kebenaran
- Bolehkan Tidur Setelah Ashar ?
- Tidur Siang di Masjid
- MARI SHOLAT BERJAMA'AH !
- Menjamak Shalat Karena Jadi Penganten
- WAJIB MENGQADHA SHALAT YANG TERTINGGAL
- Konsentrasi Ketika Menuntut Ilmu
- Bagaikan Pahala Lailatul Qadar
- Biji Tasbih Bukan Bid’ah
- Bercanda Yang Berpahala
- Bolehkah Dahi Terhalang Peci Saat Sholat ??
- Yang Dimaksud Sunni dan Syi’ah
- ANTARA TAQLID DAN ITTIBA'
0 komentar:
Post a Comment