Risalah ini dipersembahkan untuk setiap
istri atau suami yang mengidam-idamkan datangnya bahtera kebahagiaan didalam
rumah tangganya. Untuk istri yang mencintai suami, anak dan keluarganya diatas mahabbatullah. Untuk setiap pasangan yang mengharapkan terciptanya surga di rumah
tangganya. Untuk setiap istri yang mengharapkan kebahagiaan berkibar
dalam rumah tangganya, dan untuk setiap istri shalihah yang hendak mencari obat
yang manjur untuk menyelesaikan setiap problema rumah tangganya.
Simaklah sebuah
nasihat yang sangat berharga dari seorang ibu kepada gadisnya berikut ini.
Berkata Umamah
binti Harith, seorang wanita Arab kepada anak gadisnya, ketika buah hatinya dan
penyejuk pandangannya dipinang oleh Raja Kinda, ia mengatakan, yaitu Umamah
binti Harith mengatakan kepada gadisnya ketika dipinang oleh raja Kinda (Raja
Arab pada masa itu), dia mengatakan:
“Wahai putriku,
sebentar lagi engkau tidak akan lagi menghirup udara yang selama ini dengannya engkau
hidup, sebentar lagi engkau akan keluar dari sangkarmu yang selama ini engkau
tumbuh besar. Jika seandainya wahai putriku seorang wanita tidak membutuhkan pria
karena kekayaan yang dimiliki ayahnya dan sebab begitu cintanya mereka kepadanya,
niscaya engkaulah wanita yang tidak memerlukan pria tersebut. Akan tetapi
wanita telah di taqdirkan untuk laki-laki dan laki-laki telah ditaqdirkan untuk
wanita.
Putriku,
engkau akan meninggalkan rumah yang telah membesarkanmu selama ini menuju ke
suatu tempat, engkau tidak pernah mengenalnya sama sekali, hidup bersama orang
yang belum terbiasa engkau dengannya, maka jadilah engkau di kerajaannya
sebagai pelayan baginya niscaya ia akan menjadi budak bagimu.
Ambillah dari
ibu dan hafalkanlah 10 perkara, mudah-mudahan hal itu akan menjadi bekal bagimu
dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Pertama dan
kedua, hendaklah engkau bergaul
dengannya selalu bertemankan qana’ah dan ridha, serta mendengar dan mematuhi
segala ucapan dan perbuatannya.
Ketiga dan
keempat, selalulah menjaga tempat-tempat yang biasa dia pandang dan yang biasa
ia cium dengan penciumannya, jangan sampai matanya jatuh ketempat yang kotor
dan penciumannya mencium sesuatu yang tidak berkenan olehnya. Ketahuilah bahwa
celak adalah sebaik-baik perhiasan dan air adalah sebaik-baik pembersih.
Kelima dan
keenam, menjaga waktu makan dan tidurnya. Karena lapar mendatangkan emosi –karena
suami yang lapar akan membuatnya mudah emosi dan marah- dan kurang tidur
membuat pikiran tidak stabil dan kacau.
Ketujuh dan
kedelapan, menjaga harta dan keluarganya. Inti dari menjaga harta adalah
berhemat dan inti dari menjaga keluarga adalah pintar mengasuh dan pandai
mendidik.
Adapun yang
kesembilan dan yang kesepuluh, maka janganlah melanggar perintahnya dan jangan
sekali-kali menebarkan rahasianya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti
engkau telah mengeruhkan pikirannya dan jika engkau tebar rahasianya maka
engkau tidak akan selamat dari makar dan tipu muslihatnya. Kemudian wahai
putriku, jangan sekali-kali engkau menampakkan wajah ceria tatkala ia berduka
atau engkau menampakkan wajah duka tatkala ia berbahagia.
Wahai gadisku,
wahai putriku, wahai anakku, engkau akan mengarungi sebuah kehidupan yang baru,
kehidupan yang tidak ada tempat untuk ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu. Engkau
akan bergaul dengan seorang laki-laki yang ia tidak menginginkan engkau bergaul
kecuali dengannya, sekalipun mereka dari darah dan dagingmu.
Jadilah engkau
baginya sebagai seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu, biarkan ia merasa
bahwa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya. Ingatlah selalu, bahwa
setiap laki-laki siapapun ia, ia adalah bayi besar, akan diam dan tertawa kembali dengan
sedikit ucapan manis darimu.
Dan jangan
sekali-kali engkau merasa bahwa perkawinanmu dengannya menjadi penghalang
antaramu dan keluarga, karena perasaan ini juga ia rasakan sebagaimana juga ia telah
meninggalkan rumah orang tua dan kerabatnya hanya karenamu. Hanya wahai putriku
perbedaanmu dengannya seperti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan
antaramu dengannya hanya perbedaan antara laki-laki dengan perempuan.
Seorang wanita
selalu merindukan keluarganya, seorang wanita selalu terkenang dengan kampung
halamannya dimana ia tumbuh besar. Akan tetapi haruslah bagimu membiasakan diri
dengan kehidupan barumu ini, haruslah engkau dapat beradaptasi dengannya yang
sekarang telah menjadi suamimu, pemimpin keluarga dan ayah dari anak-anakmu. Inilah
dunia barumu wahai putriku dan inilah masa depanmu. Inilah rumah tangga yang
akan kalian bangun. Adapun kedua orang tuamu maka mereka akan berlalu.
Sayangku, ibu
tidak akan meminta kepadamu agar engkau melupakan ibu, agar engkau melupakan
ayah dan saudara-saudaramu karena mereka tidak akan pernah bisa melupakanmu
selama-lamanya. Bagaimana mungkin seorang ibu akan melupakan belahan hatinya. Akan
tetapi yang ibu pinta kepadamu agar engkau mencintai suamimu dan hidup
bersamanya dan engkau berbahagia dengan kehidupanmu bersamanya.”
~ Dikutip dari kajian “Anakku, Ia Surga atau Nerakamu” - Ustadz Armen rahimahullaahu ta'ala ~
***
Download Mp3 kajian selengkapnya via kajian.net pada link berikut:
- Anakku, Ia Surga atau Nerakamu 01 - 10.57Mb
- Anakku, Ia Surga atau Nerakamu 02 - 4.18Mb
0 komentar:
Post a Comment