Monday, 8 September 2014

Sebuah catatan..

Keep yourself to yourself, fulfill your duties & ignore the hatred.
Best advice given to me by a sister. Works every time.
Haters dan komen-komen negatif itu akan selalu ada selama kita hidup. Orang selalu punya komentar negatif pada apapun yang kita lakukan. Tetapi, itu semua tergantung pada kita bagaimana menyikapinya. Bila terlalu diambil hati, para haters akan merasa bahagia karena merasa sudah menang dengan membuat anda menderita. Maka dari itu, mari kita hidup bahagia dan tenang, haters bisa kepanasan tuh bila melihat sasarannya hidup bahagia. Dan, kita buat kebahagiaan kita sendiri dengan orang-orang yang mencintai kita, bukan terpuruk dengan komentar atau tuduhan para haters  GJ. Karena hidup di dunia ini hanya sebentar, ga penting banget untuk memikirkan orang-orang yang ga suka sama kita. Cape ciiin..

Sebenarnya, saya sedikit bingung dengan orang-orang yang memberi komentar negatif itu. Apakah itu salah satu bentuk pelampiasan cinta terpendam? ;p ,,  atau kecemburuan? Atau hasad di dalam hati, bahwa saudaranya memiliki yang tidak ia miliki?
Sehingga komentar negatif menjadi buah yang mereka keluarkan dari perasaan mereka yang terpendam? Yang mana kah?

Kepada orang-orang yang hanya pandai memberi komentar tidak baik dan imajinasi kotor, tanyalah pada diri kalian, apa tujuan memberi komentar itu? Ingin menjatuhkan harga dirinya kah? Atau membuatnya menderita seperti penderitaan yang kalian rasakan? Tenggelam dalam kedengkian?

Bagi saya, orang-orang yang memberikan komentar negatif atau dugaan-dugaan kotor pada manusia yang lain atau kepada diri saya, mereka hanya iri saja dengan kehidupan kita yang di mata mereka adalah 'lebih baik' daripada hidup mereka, maka dari itu silakan, silakan lanjutkan saja. Terima kasih untuk segala tuduhan-tuduhan yang tidak jelas itu.

Saya teringat nasihat-nasihat para ulama salaf  tentang komentar-komentar negatif ini, sehingga saya tidak terlalu ambil pusing dengan komentar-komentar tersebut, karena kita memang tidak akan pernah lepas dari komentar-komentar negatif tersebut..

Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan: "Sebuah cara paling manjur untuk mendapatkan ketenangan adalah mengabaikan omongan orang dan memperhatikan ucapan Sang Pencipta alam. Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan manusia, maka dia telah gila."
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan dalam Majmu' Fatawa: "Tidak ada jasad yang selamat dari hasad, akan tetapi orang yang tercela menampakkannya dan orang yang mulia menyembunyikannya."
Imam Asy Syafi'i rahimahullah mengatakan: "Engkau takkan bisa membuat semua manusia ridha. Maka perbaiki hubunganmu dengan Allah. Kemudian tak usah pedulikan apa kata manusia."
Shaikh Muqbil rahimahullah once said: "If you wish that people would stop speaking ill of you then hide under a big stone. Even after that they won't stop." 

Bagi saya, hanya orang-orang yang memiliki tempat dihati saya yang bisa mengusik saya. Bila nama kalian tidak ada dihati saya, apapun yang kalian lakukan untuk mengganggu saya, saya minta maaf, bahwa yang kalian harapkan tidak terjadi. Maaf mengecewakan, karena komentar negatif itu tidak memberi dampak berarti dalam hidup saya. Dan maaf, bahwa segala gangguan yang diberikan tidak bernilai sebagai gangguan di mata saya.

Sangat picik pikiran seseorang yang hanya menilai pribadi seseorang hanya dari merk barang atau harga barang yang menempel di badan. Atau hanya dari seberapa besar atau kecil rumah yang ditinggali.
Maaf, tetapi pemikiran seperti ini menurut saya adalah pemikiran yang rendahan.

Orang-orang yang bahkan tidak mengenal saya kemudian memberikan komentar tentang pribadi saya, sebenarnya saya kasihan pada mereka. Apalagi, bila aib tersebut ia bagi-bagikan kepada orang lain. Sungguh kasihan.
Tetapi, tak mengapa, aib yang saya miliki sebenarnya jauh lebih buruk dari yang dituduhkan. Lanjutkan saja.

Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih.

Tetapi, tak peduli bagaimana mereka membenci saya, selama keluarga dan sahabat-sahabat saya masih memberi saya cinta, segala hinaan yang ditabur di 'udara', malah akan membuat orang-orang terdekat saya makin mencintai saya.
Orang tua saya yang membesarkan saya, hidup bersama saya setiap hari, mereka lebih tahu bagaimana saya yang sebenarnya daripada orang-orang itu, orang-orang yang hanya sebulan mengenal saya tetapi menyebar hal yang tidak pernah saya lakukan selama saya hidup bersama orang tua saya. Orang tua saya mengenal semua teman-teman saya, mereka tahu dengan siapa saya bergaul dan bagaimana saya bergaul. Jadi, saya sedikit woww gitu kepada orang yang baru kenal saya tetapi sudah menabur hal tidak baik di 'udara'.
Saya tak peduli bagaimanapun hinaan yang ditujukan pada saya, tetapi jangan pernah sekali-kali sentuh agama saya dan orang tua saya!

Mungkin para haters ini sedang beruntung karena mereka terlintas di hati saya, bahkan saya membuat tulisan tentang mereka.. oh well, I can't belive it I did this
Tetapi, ini bukan berarti haters mendapat tempat di hati saya, ini hanya sebuah ungkapan saya, bahwa saya tidak terganggu, jadi jangan buang waktu menyebar atau menulis yang tidak bermanfa'at ya. Ga lelah kah hati menyimpan dendam & kebencian?
Saya pernah membaca sebuah kalimat, lupa baca dimana x_x, begini kira-kira, "Menyimpan dendam dan sakit hati terus menerus kepada orang lain, ibarat meminum racun tetapi berharap orang lain yang mati."
See.. Let it go

Bila ada yang tidak berkenan, sampaikan maksud secara baik-baik, face to face, talk gently, kita semua manusia biasa yang tak bisa melalui satu hari pun tanpa berbuat dosa, jangan memendam sendiri dan jangan berharap orang lain akan paham bila kamu tidak mengatakannya, berbicaralah apa masalahnya. Dan jangan menyebar hal yang tidak-tidak dan memberi komentar yang tidak-tidak. Ga bagus dibaca orang.

Sebuah nasihat indah dari Ustadz Badru Salam hafizhahullah, beliau mengatakan; ''Mengetahui aib Muslim adalah ujian. Akankah kita menutupinya disaat kita tidak suka padanya..." 

Dan takutlah pada Allah, tinggalkan perbuatan ghibah dan namimah. And keep ourself busy in remembering our faults, so that we have no time to remember the faults of others.

Related Post :

0 komentar:

Post a Comment