Tuesday 31 October 2017

Apakah Allah Mencintaiku?

(Renungan Malam)

Syeikh Ali Musthafa Thanthawi -rahimahullah- pernah berkata:

"Apakah Allah mencintaiku?"

Pertanyaan ini terus mengusikku!
Aku teringat bahwa kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya hadir karena beberapa sebab dan sifat yang disebutkan didalam al Quran al Karim..
Aku membalikkannya kedalam memoriku, untuk membandingkan apakah diriku sudah seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, agar aku dapat menemukan jawaban atas pertanyaanku itu.

Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang bertakwa" dan aku tidak berani menganggap diriku bagian dari mereka (yang bertakwa)..!
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang sabar" maka aku teringat betapa tipisnya kesabaranku...!
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang berjihad" maka aku pun tersadar akan kemalasanku dan rendahnya perjuanganku...!
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang berbuat baik"
Betapa jauhnya diriku dari sifat ini.

Saat itulah aku berhenti meneruskan pencaharian dan pengamatanku : Aku takut bila nanti aku tidak menemukan sesuatu pun didalam diriku yang dapat menyebabkan Allah mencintaiku !

Aku periksa semua amal-amalku....
Ternyata di dalamnya banyak yang bercampur dengan kemalasan/kelemahan, kotoran-kotoran dan dosa-dosa. seketika itu terbersitlah dalam ingatanku firman Allah Ta'ala :

( إنّ الله يحب التوابين )

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat."

Seakan-akan aku menjadi faham bahwa ayat itu adalah untuk diriku dan orang-orang yang sepertiku, seketika mulutkupun mulai komat-kamit membaca:

أستغفر الله وأتوب إليه
أستغفر الله وأتوب إليه
أستغفر الله وأتوب إليه

Astaghfirullah wa Atuubu ilaihi

"Aku memohon ampunan Allah dan aku bertaubat kepada Nya"

Diterjemahkan dari: www.mktaba.org
Oleh: ACT El-Gharantaly

Khatirah


Setiap orang punya prolem hidup masing-masing.
Bahkan dia yang berkata, "aku baik-baik saja".

Bagai warna dalam lukisan, kadang kita tak menyukai warna tertentu, namun kita harus membubuhkannya di atas kanvas, agar lukisan kita menjadi indah. Seperti itulah problem dalam hidup.

Semua telah ditakdirkan menurut ukurannya masing-masing.
Masalahpun punya takdirnya sendiri untuk usai.
Tersenyumlah kawan, karena engkau tak sendiri.
Disana ada ribuan orang sepertimu, namun mereka memilih diam, membalut luka dengan senyuman.
Yang tampak tegar dihadapanmu, namun tersungkur khusyuk dalam munajat.
____________
Madinah 05-05-1437 H
ACT El-Gharantaly

Monday 24 July 2017

Catatan Pinggir

Tak ada seorangpun dalam hidup ini melainkan pernah merasakan pahitnya ujian hidup, bahkan para nabi sekalipun. Karena kita tinggal diatas bumi yang sama, tempat yang memang disiapkan untuk menjalani ujian.
Berterima kasihlah pada orang yang telah memberimu maaf sebelum engkau memintanya.

Berterima kasihlah pada mereka yang berhasil mengerti keadaanmu sebelum engkau menjelaskannya.
Berterima kasihlah pada mereka yang telah mencintaimu dengan segala kekurangan yang ada padamu.
Do'akan kema'afan untuk orang-orang yang telah menyakitimu dalam diam. Yang selalu menebar fitnah dan permusuhan agar orang lain membencimu.

Satu hal yang harus engkau ingat, bahwa penafsiran orang lain tentang dirimu takkan memberi pengaruh apapun tentang siapa dirimu disisi Allah.
Pujian manusia itu semu.
Bila mereka cinta, mereka akan menghiasimu dengan sejuta sanjungan. Namun bila mereka benci, mereka akan membuatmu lebih buruk dari apa yang ada dalam benakmu.
Lelah dan selalu berujung sepi.. itulah akhir kisah dari mereka yang menjadikan ridho manusia sebagai obsesi hidupnya...

Semoga kita termasuk orang-orang yang hidupnya hanya untuk mencari ridho ALLAH Azza wa Jalla

- Ustadz Aan Chandra

Tuesday 4 April 2017

🍃 Akan Ada Kabar tentang Diriku 🍃

Pernah aku mendengar kabar berita
Sahabatku fulan sedang dalam perjalanan kerja, terjatuh dari kendaraannya, koma, dan meninggal dunia
Semua kabar datang tiba-tiba
Tak ada yg menyangka

—-

Hingga aku pun terbayangi
Barangkali sore nanti atau esok pagi
Akan ada berita yang sama, dari sahabat atau saudara
Memberikan kabar duka 
kepada kerabat lainnya, 
bahwa aku (menyebut nama), telah meninggal dunia..

—-

Siapa yang sangka hidup ku masih lama?
Siapa yang yakin sore nanti aku masih kuat bekerja?
Siapa yang menjamin satu menit setelah ini aku masih terus dapat bernafas dengan lega?

—-

Ketahuilah kawan,
Kematian,
Ia menyapa tanpa diminta 
Datang tanpa disangka 
Menghampiri tanpa perlu membuat janji
Kedatangannya pasti dan tidak bisa dihindari

—-

Mengagetkan memang
Namun Allah telah lama inginkan
Bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185).

—-

Kini aku bertanya pada diri sendiri,

🔺Bekal apa yang sudah kukemas utk ku bawa pergi?🔺

Biar penatku tak hanya menjadi sendu karena banyak membuang waktu
Karena datangnya ia, tak kan lebih dulu menanyai tentang kesiapanku

Karena kelak akan ada kabar tentang diriku
Bahwa aku..
Tak lagi dapat membuka mataku

======

🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA Yogyakarta
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)
✉️/📱085747223366

[ via Telegram Channel Muslim.Or.Id ]

Catatan

Tidak semua ucapan orang lain itu harus didengarkan. Terlebih jika itu hanya prasangka, kesimpulan, apalagi penilaian sepihak dari orang yang kenal juga tidak dengan kita, apalagi memahami kita.

Lebih baik fokus terus memperbaiki diri. Jika menganggu kita, ambil jalan aman dengan menjaga jarak, atau bila perlu bangun benteng kokoh dari orang-orang ini.

Dunia ini akan benar-benar gelap gulita jika semua ucapan orang dimasukkan ke dalam hati.

- Tere Liye