Tatkala kebahagiaan menjadi suatu tujuan sebuah kehidupan, semua orang pun berlomba menggapainya. Bahkan sangat kentara perlombaan ini, dalam seluruh aktivitas hidup mereka. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, waktu-waktu itu terpenuhi dengan rangkaian pola kehidupan dengan berbagai gaya maupun cara yang puncaknya adalah usaha meraih kebahagiaan. Ini semua terlepas dari sebuah kesadaran maupun kelalaian individu yang menjalaninya. Yang pasti, tidak ada seorang pun yang riang gembira tatkala merugi atau bahkan celaka di ujung usahanya, namun penyesalan yang tiada guna adanya. Ini meyakinkan kita bahwa tiada satu pun yang tidak menginginkan kebahagiaan.
Seperti itulah individu setiap insan, dan seperti itu pula kiranya yang terdapat pada setiap rumah tangga. Pasutri yang telah mengikat hubungan kuat lagi erat antara keduanya dengan sebuah ikatan suci pernikahan pun mendambakan kebahagiaan. Maka tak heran lagi, bila beraneka ragam pola serta gaya maupun corak serta warna kehidupan rumah tangga pun bisa kita dapatkan dan kita baca. Hal ini tentu tidak lepas dari beragamnya cara pandang setiap rumah tangga tentang kehidupan dan kebahagiaan itu sendiri.
Kebahagiaan dan keberuntungan hidup memang indah, dan bahkan lebih indah dari kata “indah” itu sendiri. Namun dengan segala kelemahan yang ada pada setiap diri insan yang memang diciptakan dengan penuh kelemahan dan kekurangan, hendaknya masing-masing diri setiap pasutri memahami bahwa yang mengetahui hakikat kehidupan serta kebahagiaan adalah Alloh Penciptanya dan Pencipta seluruh alam semesta ini.
Alloh dengan syari’at Islam-Nya menjanjikan kebahagiaan dan keindahan, sehingga tidak ada kehidupan serta kebahagiaan yang hakiki selain apa yang telah digariskan oleh Alloh dalam syari’at Islam. Dengan kata lain, kehidupan dan kebahagiaan hakiki itu hanya ada pada Islam. Alloh Ta’ala berfirman:
Barangsiapa yang mengerjakan amal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. an-Nahl [16]: 97)
Kalau demikian, dengan apa hendaknya kita membidik kebahagiaan sebuah rumah tangga? Jawabannya dengan penuh kepastian adalah dengan Islam. Islamlah yang menjanjikan hakikat kehidupan dan kebahagiaan hidup, baik bagi setiap individu muslim dan muslimah maupun bagi setiap pasutri dalam bingkai rumah tangga yang Islami. Rahasia indah dan bahagianya sebuah rumah tangga ada pada nilai-nilai Islami yang mewarnainya. Ini menegaskan kembali betapa indahnya keluarga yang Islami dan sesungguhnya keluarga yang terhiasi dengan harta benda yang melimpah ruah, namun terpenuhi dengan kabut kekufuran tak akan membuahkan kebahagiaan yang hakiki. Alloh Ta’ala berfirman:
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Alloh menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.(QS. at-Taubah [9]: 55)
Wallohu A’lam.
Penulis: Ustadz Abu Ammar Al-Ghoyami
Artikel www.Salafiyunpad.wordpress.comRelated Post :
HIKMAH
- Sebuah Ruang Berdindingkan Ketenangan
- Nasihat Salamah bin Dinar kepada Khalifah
- 5 Kelebihan Yang Diberikan Allah Kepada Unta
- Pencarian
- Bait Sya’ir yang membuat Al-Imam Ahmad -rahimahullaah- menangis
- HARUSKAH MARAH...?
- Kecerdasan Imam Asy-Syafii
- Kisah-kisah Teladan Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu
- Hidup Tanpa Tuduhan
- Lenyapnya Keberkahan 'ilmu
- Sepotong Kue Tart dan Secuil Pahala
- Indahnya Akhlaqul Karimah
- mUtiaRA yg tAk perNAh uSanG……
- Akhir Perjalanan Sang Perantau
- Kontradiksitas
- Bait-bait Indah… Yang menggugah…
- Mutiara Hikmah
- Pesan berharga dari Syeikh Albani -rohimahulloh-
- Kami akan Terus Membelamu, Wahai Ibu Kami, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa
- Goresan Pesan Untuk Pembela Kebenaran
- “ Surat dari Suami Untuk Para Istri ”
- Lihatlah, Siapa Mahrammu (2)
- Kesimpulan Antara 2 Pendapat Ulama
- Dalil-Dalil yang Tidak Mewajibkan Cadar (1)
- Mereka Berkata tentang Cinta
KHITBAH
- Tanya Jawab: Aku Tak Percaya Diri
- Kutunggu Pinanganmu
- Menolak Pinangan Tanpa Alasan
- Bekal-Bekal Menuju Pernikahan Sesuai Sunnah Nabi
- JANGAN LIHAT TAMPANGNYA
- UNTUKMU WAHAI PARA SUAMI
- Hak-Hak Suami Atas Isteri
- Hak-Hak Istri atas Suami
- Bingkisan untuk Sang Pengantin
- Seputar Mahar
- Istikharah untuk Nikah dan Hal Lainnya
- Lamaran Mana yang Layak Diterima?
- Meminta Izin dalam Menikahkan Seorang Gadis
- Seputar Lamaran
- Pertimbangan Al-Kafaa-ah dalam Memilih Suami
- Sssttt….. Ada yang ingin Ku Katakan ” Saatnya Untuk Kita Menikah “
- Mawaddah, Mahabbah dan Rahmah dalam Kehidupan Sepasang Insan
- Hafalan Al-Qur’an Menjadi Mahar dalam Pernikahan
- MENIKAH DI USIA MUDA, SIAPA TAKUT !
- ALKHITBAH ATAU MEMINANG
- PERNIKAHAN MENURUT ISLAM, DARI MENGENAL CALON SAMPAI AKAD NIKAH..
MAKNA
- Kami akan Terus Membelamu, Wahai Ibu Kami, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa
- Mengenal Jalan Hidup Golongan yang Selamat (Manhaj Al-Firqah An-Najiyah)
- Apa Itu At-Tathayyur?
- GARA-GARA WANITA
- 10 Nashihah Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus Dalam Lembah Maksiat
- Laksana Bidadari dalam Hati Suami (Bagian 4)
- Tanya Jawab: Aku Tak Percaya Diri
- Bedakanlah Antara Nasehat Dan Celaan !!!
- Bersabarlah, jangan sedih wahai saudaraku......
- Apakah Ikhlas Itu Tidak Boleh Mengharap Pahala dan Surga?
- Mengenal Manhaj Salaf
- KAIDAH PENERAPAN SUNNAH 3 ( mempertimbangkan maslahat dan mafsadah )
- Definisi dan Makna Hari Raya 'Id'
- Definisi Zakat dan Hikmah di Syariatkannya Zakat
- MEMAHAMI ARTI ZUHUD
0 komentar:
Post a Comment