Saturday 29 January 2011

Benarkah Syaikh Rabi’ Menghentikan Penyebaran Kitab “Al-Ibanah”?

Sebuah pertanyaan diajukan kepada guru kami Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله تعالى pada Rabu 16 Muharram 1432H di Darul Hadits – Ma’bar, Yaman:

Diisukan di tengah-tengah para penuntut ilmu bahwa Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhaly حفظه الله belum mengkoreksi kitab anda “Al-Ibanah”, dan tersebar isu bahwa beliau telah memerintahkan untuk menghentikan penyebaran kitab dan isu-isu selain itu. Maka kami mohon Asy-Syaikh memberikan penjelasan dan keterangan tentang hakekat perkara ini, Jazakumullah khair?

Guru kami Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله تعالى  berkata:
Penjelasan terkait masalah ini secara ringkas adalah: Masalah ini telah kami dengar dari sebelum Ramadhan. Dan kalian belum mendengar aku berbicara karena aku الحمد لله merasa tenang, hanya saja kitab “Al-Ibanah” itu sudah membela dirinya dengan sendirinya. Karena kitab ini dipenuhi dengan mutiara kata dari ucapan para ulama hadits dan para peneliti dari ulama ahlus sunnah. Maka ia adalah kitab yang bisa diambil manfaatnya biidznillah.

Perkara yang lain, bahwa Asy-Syaikh Rabi’ حفظه الله lupa kalau telah mengkoreksi kitab, maka ketika aku pergi haji pada kesempatan ini aku bawa naskah yang di telah beliau koreksi dan telah beliau beri catatan kaki, lalu aku tunjukkan pada beliau. Waktu itu ada beberap masyayikh bersama saya seperti Asy-Syaikh Al-Bura’i, Asy-Syaikh Adz-Dzamary dan Asy-Syaikh Ash-Shoumaly حفظهم الله. Maka aku serahkan naskah tersebut dan jelaslah catatan kaki beliau, maka ketika beliau melihatnya beliau teringat bahwa beliau telah mengkoreksinya.

Adapun terkait perintah beliau menghentikan penyebaran kitab, maka hal ini tidaklah benar dan tidak ada. Yang ada justru Asy-Syaikh Rabi’ telah mengkoreksi sebagian besar isi kitab untuk kedua kalinya. Dan beliau mengirimkan padaku beberapa lembar kertas ini pada bulan Ramadhan dan beliau berkata telah mengkoreksi kitab dan aku melihat ada beberapa yang perlu dikoreksi. Dan ini isi ucapan beliau, beliau berkata:
“Fadhilatu Al-Akh Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam –semoga Allah تعالى menjaganya dan membimbing langkahnya-

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bersamaan dengan salamku untuk murid-murid anda dan saudara-saudara ahlus sunnah, Amma ba’d,
Maka aku beritahukan bahwa aku telah mengkoreksi sebagian besar kitab anda “Al-Ibanah”, maka nampaklah dari pengkoreksian ini beberapa hal yang butuh koreksi yang mana sebagai berikut:
-Kemudian disebutkan beberapa tempat yang butuh koreksi-

Aku berharap kepada Allah تعالى jika anda pegang koreksi ini dan juga apa yang bisa anda temukan sendiri ketika mengkoreksi ulang maka semoga terwujud tujuan yang karenanya anda mengarang kitab ini. Dan semoga tersingkirkan itu isu: “katanya, kata fulan”. Semoga Allah تعالى membimbing anda dan mewujudkan apa yang anda harapkan berupa kebaikan dan perbaikan serta persatuan ahlus sunnah.”

Ini adalah isi dari ucapan beliau حفظه الله. Maka aku merasa gembira karena beliau mengkoreksi kitab ini kedua kalinya, beliau mengkoreksi kitab ini kedua kalinya. Maka ini merupakan perkara yang sangat aku sukai. Karena aku ingin, dan tiada larangan bagiku untuk dikoreksi lebih dari para masyayikh yang telah mengkoreksi kitab tersebut, yang nama-nama mereka disebutkan dalam kitab. Hal ini tiada larangan bagiku, karena aku menganggap kitab ini kitab ahlus sunnah dan bukan kitab Muhammad Al-Imam. 

Karena kitab terkait dengan kasus-kasus dan bagaimana menyelesaikan kasus-kasus itu. Dan tidaklah kami meminta kepada sekumpulan dari masyayikh untuk mengkoreksinya kecuali agar kitab ini bisa diterima di tengah-tengah ahlus sunnah kemudian diamalkan, dan diperlakukan dengan perlakuan yang baik. Alhamdulillah.

Maka seperti yang kalian dengar bahwa Asy-Syaikh Rabi’ telah mengkoreksi kitab ini untuk kedua kalinya dan Alhamdulillah. Maka kita memohon kepada Allah تعالى agar memberikan kepada kita taufiq dan bimbingan, dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah تعالى.

Saya sampaikan kepada Asy-Syaikh Rabi’ bahwa koreksi beliau telah aku jadikan sandaran dan aku terima, maka beliau merasa bahagia sekali dan senang sekali dan beliau berkata: “Sedikit sekali orang yang melakukan ini.” Kemudian beliau mendoakan aku: “Jazahullah ‘anna wa ‘an al-islam khaira.”.

Sebagai tambahan kami nukilkan pula dari dua ulama Mamlakah As-Su’udiyah:
Asy-Asyaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad حفظه الله berkata terkait kitab “Al-Ibanah” karya Asy-Asyaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله:

Dan telah terbit akhir-akhir ini sebuah karya tulis yang sangat berharga yang berjudul “Al-Ibanah ‘An Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahli As-Sunnah wa Al-Jama’ah” karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam حفظه الله dari Yaman, yang telah diberi resensi oleh lima ulama Yaman. Kitab tersebut mengandung banyak nukilan dari ulama ahlus sunnah generasi dahulu dan sekarang. Terlebih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Al-Imam Ibnul Qayyim رحمهما الله. Kitab ini adalah nasehat bagi ahlus sunnah untuk membaguskan sikap pergaulan antara mereka.

Aku telah mentelaah banyak pembahasan dalam kitab ini dan aku mendapatkan faedah pendalilan pada sebagian nukilan yang aku sebutkan dalam nasehat di atas dari kedua iman yaitu Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.

Maka aku menasehatkan untuk membaca kitab tersebut dan mengambil manfaat darinya. Betapa indah apa yang beliau katakan dalam kitab ini pada halaman 170:

“Terkadang orang yang ahli dalam jarh wa ta’dil itu menjarh (mengkritik) sebagian ahlus sunnah maka berkobarlah fitnah hajr, pecah belah dan berbagai kerusakan. Bahkan bisa jadi mengobarkan peperangan antara ahlus sunnah sendiri. Maka ketika terjadi hal ini diketahui nahwa jarh itu terkadang bisa menyebabkan fitnah. Maka yang wajib adalah, meninjau ulang terkait cara menjarh serta meninjau ulang terkait mashlahah dan mafsadahnya, memperhatikan hal-hal yang akan melestarikan ukhuwah, yang akan menjaga dakwah dan menyembuhkan kesalahan. Dan tidak boleh terus-menerus menempuh cara jarh yang muncul padanya kerusakan.”

Dinukil dari nasehat Asy-Syaikh Abdul Muhsin حفظه الله yang berjudul “Wa Marrah Ukhra: Rifqan Ahla As-Sunnah Bi Ahli As-Sunnah” sebanyak empat lembar yang bertanggal 16-01-1432H.

Asy-Syaikh Doktor Shalih bin Sa’ad As-Suhaimy berkata dalam pelajaran di Masjid An-Nabawy waktu subuh pada hari Jum’at 18 Muharram 1432H ketika menjelaskan hadits “Ittaqullah haitsuma kunta….”:

Pada kesempatan ini aku menganjurkan para penuntut ilmu untuk membaca kitab yang manakjubkan, yang ditulis pada saat-saat ini karya suadara kami Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam, yaitu kitab “Al-Ibanah ‘An Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahli As-Sunnah wa Al-Jama’ah”. 

Sesungguhnya kitab ini adalah kitab yang sangat berharga, aku tidak melihat pada zaman ini ditulis kitab yang semisal dengan itu, aku mengatakan “pada zaman ini”.Kitab yang sangat berharga yang utama yang dianjurkan untuk diambil manfaatnya, yang meletakkan perkara pada babnya. Beliau telah mendatangkan nukilan dari Syaikhul Islam sendiri sebanyak seratus nukilan dalam menyikapi orang yang menyelisihi dalam lingkup ahlus sunnah. Dan lebih dari empat ratus nukilan dari ulama-ulama yang lain dari generasi terdahulu atau generasi sekarang.”

Dinukil oleh:
‘Umar Al-Indunisy
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

Sumber : http://thalibmakbar.wordpress.com
http://www.humairoh.inef.web.id/


***Artikel: Ummu Zakaria***

Related Post :

0 komentar:

Post a Comment