Saturday 9 March 2013

Penyesalan

Bismillaah ...
Sebagai manusia biasa, kita tidak luput dari kesalahan dan selalu menyesal setelah melakukannya. Semua manusia pernah bahkan mungkin sering merasa menyesal. Sangat manusiawi kiranya jika ada penyesalan, tapi yang berbahaya adalah penyesalan yang berkepanjangan, tidak bisa melupakan kesalahan masa lalu ..
Andi adalah seorang anak muda yang akan di wisuda tidak lama lagi. Beberapa bulan ini dia telah mengincar dan menginginkan sebuah motor Ninja 250 cc terbaru yang terpajang disebuah dealer motor. Sedangkan dia sadar bahwa ayahnya mampu untuk membelikannya, maka dia memohon kepada sang ayah, dan memberitahu bahwa hanya itu saja yang dia ingin dan idamkan.
Sayu bahagia hari wisuda semakin dekat, Andi menunggu tanda-tanda dari ayahnya, agar dia membeli motor yang disenangi itu. Akhirnya di pagi hari wisuda, ayah memanggil dan mengajaknya ke ruangan pribadi. Beliau memberitahukan, betapa bangga dirinya memiliki anak lelaki seperti Andi, sembari meluahkan kata sayangnya terhadap sang anak. Lantas, dia menyodorkan Andi sebuah bungkusan kotak sebagai hadiah. Dengan perasaan penasaran bercampur kesal, anak muda itupun membuka hadiah tersebut dan ternyata isinya adalah sebuah kitab al Quran yang mahal, disertai sarung kotaknya. Nama Andi yang dibentuk ukiran juga terpampang disampul kitab itu.
Merasa kecewa dan marah, Andi spontan meninggikan suaranya, berteriak:
"Dengan segala uang yang ayah miliki, ayah hanya membelikan aku al Quran?!!"
Sejurus kemudian dia segera meninggalkan rumahnya, juga al Quran indah itu ...
Tahun berganti tahun, waktu sedemikian cepat berlalu. Andi telah menjadi seorang pengusaha yang sukses di negara tetangga. Dia memiliki rumah megah nan indah dan keluarga yang bahagia. Suatu hari dia sadar bahwa ayahnya telah sangat tua dan memutuskan untuk menziarahinya. Sejak tragedi wisuda dahulu, dia tidak pernah lagi menjenguk ayahnya lantaran kesal dan kecewa. Sebelum dirinya membuat segala persiapan bagi keberangkatan kelak, tiba-tiba Andi menerima sebuah telegram mengabari bahwa ayahnya barusan meninggal dunia. Ayahnya juga telah mewasiatkan semua harta kepemilikannya kepada Andi, anak satu-satunya. Andipun bergegas pulang untuk mengurus segala sesuatu yang diperlukan.
Tatkala tiba dipintu rumah, secara spontan kesedihan dan penyesalan merundung hatinya. Pengkebumian berjalan dengan penuh khidmat. Setelah acara pengkebumian, Andi mulai membereskan segala dokumen dan surat-surat penting sang ayah. Disitu juga, masih di atas meja seperti dahulu, tergeletak kotak hadiah berisi al Quran yang pernah dihadiahkan oleh mendiang ayahnya beberapa tahun silam. Dengan linangan airmata, Andi mulai membuka halaman demi halaman kitab suci tersebut. Sedang dia berbuat demikian, sebuah kunci terjatuh dari sisi belakang kitab. Sekeping kertas kecil telah terikat dilubang kunci dengan nama dealer motor yang pernah dikunjungi dahulu.
Dibawahnya juga tertulis tanggal pembelian (hari wisudanya) dan perkataan: "LUNAS."
"Ya Rabb kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
(al A'raaf: 23).
Dari Abdullah bin Amr radhiyallaahu 'anhu, beliau berkata:
"Ada seseorang yang datang kepada Rasulullaah seraya berkata:
"Saya datang demi berbai'at kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku menangis."
Maka, Rasulullaah bersabda:
"Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa, sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.'"
(HR. Abu Dawud).
Allaahu a'lam.

Source : Shaalih

















Related Post :

0 komentar:

Post a Comment