Bermakna perenungan dan pencermatan ayat-ayat Al-Qur’an untuk tujuan dipahami, diketahui makna-maknanya, hikmah-hikmah serta maksudnya.
Tanda-tanda Tadabbur Al-Qur’an:
- Menyatukan hati dan pikiran ketika membaca Al-Qur’an. Hal ini dibuktikan dengan berhenti di setiap ayat karena ketakjuban dan pengagungan.
- Menangis karena takut kepada Allah.
- Bertambah kekhusyukan.
- Bertambah iman. Bisa diketahui lewat pengulangan ayat-ayat secara spontan.
- Merasa bahagia dan gembira.
- Gemetar karena rasa takut kepada Allah Ta’ala kemudian diikuti dengan pengharapan dan ketenangan.
- Bersujud sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah.
Tanda-tanda kecintaan hati pada Al-Qur’an:
- Senang ketika bertemu dengannya.
- Duduk bersamanya dalam waktu yang cukup lama tanpa merasa jenuh.
- Rindu dan sangat berharap untuk bertemu dengannya.
- Sering berdialog dengannya, percaya dengan arahannya dalam pemecahan masalah.
- Ta’at kepadanya, walau dalam hal perintah maupun larangan.
Kunci-kunci tadabbur Al-Qur’an didapat dengan cara:
1
Hati, hati adalah alat untuk memahami Al-Qur’an, sedangkan hati berada di tangan Allah Ta’ala yang dibolak-balikkan sesuai kehendak-Nya. Seseorang sangat butuh kepada Rabbnya untuk dibukakan hatinya guna memahami Al-Qur’an.
2
Tujuan dan urgensi, yaitu:
- untuk memperoleh ilmu
- mengamalkannya, yaitu membaca Al-Qur’an dengan niat mengamalkannya, dengan niat mencari ilmu untuk diamalkan. Al Hasan bin Ali berkata, “Bacalah Al-Qur’an sehingga bisa mencegahmu (melakukan dosa). Bila belum demikian maka (pada hakikatnya), Anda belum membacanya.”
- bermunajat kepada Allah mengandung faedah bahwa Allah mencintaimu (ketika membaca Al-Qur’an), Allah melihatmu, mendengarmu, memujimu, dan memberimu pahala
- Mengharap pahala, yaitu di setiap huruf yang dibaca walau terbata-bata
- berobat dengannya, yaitu obat untuk rohani (maknawi nafsu) dan jasmani.
3
Membaca Al-Qur’an ketika shalat.
4
Membacanya ketika malam (qiyamul lail), yakni di saat hening dan bisa konsentrasi.
5
Satu pekan, hendaklah mengkhatamkan bacaannya.
6
Dengan hapalan, yaitu menggunakannya disaat shalat.
7
Mengulang-ngulannya hingga hapalan menjadi mantap.
8
Mengaitkan, yaitu antara Al-Qur’an dan realita harian.
9
Membacanya dengan tartil, dan tidak tergesa-gesa dan memahaminya.
10
Keras, keras dalam membacanya untuk menambah konsentrasi sehingga memperoleh dua sisi, yaitu bentuk dan suara. Namun jangan terlalu keras sehingga mengganggu orang lain.
0 komentar:
Post a Comment