Oleh: Asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih Al Utsaimin
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menjadikan matahari sebagai dhiya’ (cahaya yang mengandung rasa panas) dan menjadikan rembulan sebagai nur (cahaya yang tidak mengandung rasa panas). Dia juga menjadikan bagi keduanya tempat – tempat beredar/berjalan agar dengan itu kalian bisa mengetahui perhitungan tahun dan waktu. Alhamdulillah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa saja yang ingin mengingatnya dan siapa saja yang ingin bersyukur yaitu hamba-Nya yang berakal. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah semata. Hanya milik-Nya lah kerajaan/keagungan dan segala pujian. Hanya dari-Nya permulaan segala sesuatu dan kepada-Nyalah kembalinya segala sesuatu. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya dimana Nabi Muhammad merupakan makhluk yang paling taat dalam beribadah dan bertaubat kepada-Nya. Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada beliau dan kepada seluruh keluarga dan pengikut beliau dan siapa saja yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah Ta’ala dan cermatilah pergantian siang dan malam karena hal itu merupakan fase – fase dimana kalian Maka, sungguh beruntung bagi seseorang yang memanfaatkan waktu – waktunya untuk mendekatkan diri kepada maulanya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Sungguh beruntung orang yang menyibukkan diri dengan berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai kemaksiatan. Sungguh beruntung hamba yang bisa mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa dan perubahan akan menempuhnya menuju negeri akhirat sampai kalian berada di akhir perjalanan kalian. Setiap hari yang kalian lalui maka berarti semakin menjauhkan kalian dari dunia dan mendekatkan kalian ke akhirat. Sungguh beruntung hamba yang bisa mengambil petunjuk tentang hikmah dan rahasia Allah yang begitu tinggi dan mendalam dari berbagai peristiwa yang terjadi. Allah mengatakan (artinya) :
“Allah membolak – balikkan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian ada ibrah/pelajaran bagi orang – orang yang berakal.” (Surat An Nur 44)
Saudaraku sekalian, tidakkah kalian lihat matahari dimana setiap hari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Sesungguhnya pada terbit dan tenggelamnya matahari ini ada pelajaran yang agung bahwa dunia ini bukanlah negeri yang abadi. Tidak lain dunia merupakan sesuatu yang ada, terbit, kemudian tenggelam dan hilang.
Tidakkah kalian lihat peredaran rembulan di langit. Dia mulai terbit di awal bulan[bulan hijriyah] begitu kecil sebagaimana seorang bayi dilahirkan kemudian sedikit – demi sedikit tumbuh, membesar, sebagaimana tubuh manusia berkembang. Sampai ketika dia di puncak pertumbuhannya[bulan purnama] mulailah dia mengecil dan mengecil. Demikianlah manusia, maka ambillah pelajaran wahai orang – orang yang berakal. Tidaklah kalian lihat tahun demi tahun terus berganti. Ketika memulai tahun baru, seseorang akan melihat bahwa akhir tahun masih lama dan panjang. Lalu, hari – hari berlalu dengan cepat bahkan terasa sekejap mata tiba – tiba dia sudah berada di penghujung tahun itu. Demikian pula umur manusia, dia melihat hari – harinya masih panjang; namun tiba – tiba kematiannya begitu dekat. Allah mengatakan (artinya) :
”Dan datanglah waktu sakaratul maut. Itulah yang engkau dulu lari darinya.” (Surat Qaf 19).
Seringkali seseorang berharap panjang umur dengan berbagai cita – cita yang indah, namun tiba – tiba datang waktu ajal tanpa disangka sebelumnya.
Wahai sekalian manusia, kalian pada hari – hari ini akan meninggalkan tahun ini dan bersiap menyongsong tahun depan. Maka, apa yang telah kalian torehkan di tahun ini dan apa yang kalian persiapkan untuk yang akan datang. Hendaklah seorang yang berakal mengoreksi dirinya dan keadaannya. Kalau dia telah bermudah – mudahan dalam meninggalkan kewajiban syariat maka hendaklah segera bertaubat dan memperbaiki apa yang telah dia lalui. Kalau dia telah menzhalimi dirinya dengan melakukan berbagai kemaksiatan hendaklah segera meninggalkannya sebelum datang ajal. Dan kalau dia Allah beri karunia berupa istiqomah dalam beragama hendaklah memuji-Nya dan meminta keteguhan sampai datang ajal.
Saudaraku sekalian, iman itu bukan sekadar angan – angan dan perhiasan lahir saja dan taubat bukan sekadar ucapan lisan. Namun, iman adalah sesuatu yang menancap di dalam kalbu dan amal – amalnya membenarkan apa yang ada di dalam kalbunya. Demikian pula taubat, hakikatnya adalah menyesali apa yang lampau dari perbuatan jeleknya dan bersegera berlepas diri dari kejelekan itu dengan kembali kepada-Nya sekaligus bertekad kuat untuk tidak kembali kepada kejelekan itu diiringi dengan perasaan selalu merasa dalam pengawasan Allah Zat yang Maha Tahu dan Maha Mengawasi. Maka, wahai kaum muslimin, wujudkanlah iman dan taubat kalian dengan sebenar – benarnya selama waktu masih memungkinkan. Suatu ketika nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah measihati seseorang dengan sabda beliau (artinya):
”Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, watu lapangmu sebelum waktu repotmu dan hidupmu sebelum datang kematianmu.”
Waktu muda adalah waktu dimana ada kekuatan yang prima dan semangat yang menyala. Ketika seseorang menua dan mulai beruban, mulai berkurang kekuatannya dan meredup semangatnya. Demikian pula ketika sehat ada semangat yang ketika seseorang sakit akan berkurang semangatnya tersebut, sulit ruang geraknya, dan susah untuk berkarya. Kekayaan/kecukupan adalah waktu longgar dan senang, ketika datang kemiskinan dan kesempitan maka dia akan begitu tersibukkan dengan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Juga, kehidupannya adalah kesempatan yang luas untuk beramal shalih. Ketika mati, terputuslah segala kesempatan beramal.
Waktu muda adalah waktu dimana ada kekuatan yang prima dan semangat yang menyala. Ketika seseorang menua dan mulai beruban, mulai berkurang kekuatannya dan meredup semangatnya. Demikian pula ketika sehat ada semangat yang ketika seseorang sakit akan berkurang semangatnya tersebut, sulit ruang geraknya, dan susah untuk berkarya. Kekayaan/kecukupan adalah waktu longgar dan senang, ketika datang kemiskinan dan kesempitan maka dia akan begitu tersibukkan dengan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Juga, kehidupannya adalah kesempatan yang luas untuk beramal shalih. Ketika mati, terputuslah segala kesempatan beramal.
Wahai hamba – hamba Allah, lihatlah dengan seksama yang tersisa dari umur – umur kalian dan apa yang telah terlewat darinya. Beramallah! Sesungguhnya segala yang akan datang maka berarti dia itu dekat. Sesungguhnya segala yang ada pasti akan hilang. Bersegeralah beramal sebelum berlalu kesempatannya!
Sesungguhnya rabb/tuhan kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari kenudian Dia beristiwa’ di atas Al ‘Arsy. Dialah yang mengatur segala urusan. Tidak seorangpun bisa memberikan/menerima syafaat kecuali dengan izin-Nya. Maka itulah Allah tuhan kalian.Sembahlah Dia semata. Tidakkah kalian ingat?! Hanya kepada-Nyalah tempat kembali kalian semua.Janji-nya adalah benar. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan dan Dialah yang mengembalikan semuanya. Ini semua untuk membalas orang – orang yang beriman dan beramal shalih dengan adil. Adapun orang – orang kafir; maka bagi mereka minuman dari air yang mendidih dan adzab yang pedih disebabkan kekufuran/pengingkaran mereka. Dialah yang menjadikan matahari sebagai ‘dhiya’’ (cahaya yang mengandung rasa panas) dan menjadikan rembulan sebagai ‘nur’ (cahaya yang tidak mengandung rasa panas). Dia juga menjadikan bagi keduanya tempat – tempat beredar/berjalan agar dengan itu kalian bisa mengetahui perhitungan tahun dan waktu. Tidaklah Allah menciptakan tang demikian kecuali dengan kebenaran. Dia menjelaskan ayat – ayat/tanda – tanda bagi orang – orang yang berilmu. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang Allah ciptakan di langit dan di bumi ada tanda- tanda [kebesaran Allah] bagi kaum yang bertakwa.” (Surat Yunus 3-6).
Demikian khutbah beliau semoga bisa menjadi dzikra//peringatan dan ibrah/ pelajaran serta mau’izhah/ nasihat bagi kita semua.
Khutbah ini disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama terkemukan abad ke-20 dimana khutbah ini beliau sampaikan dan kemudian diterjemahkan terkait berakhirnya bulan Dzulhijjah sekaligus menandai berakhirnya tahun 1431 Hijriyah
Sumber : Kitab Dhiya’ul Lami’ (1/302-303 cet.Maktab Tsaqafy)
catatan diambil dari http://assunnahmadiun.wordpress.com/2010/11/24/khutbah-akhir-tahun/ dengan judul "Khutbah Akhir Tahun"
***artikel Ummu Zakaria***
Khutbah ini disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama terkemukan abad ke-20 dimana khutbah ini beliau sampaikan dan kemudian diterjemahkan terkait berakhirnya bulan Dzulhijjah sekaligus menandai berakhirnya tahun 1431 Hijriyah
Sumber : Kitab Dhiya’ul Lami’ (1/302-303 cet.Maktab Tsaqafy)
catatan diambil dari http://assunnahmadiun.wordpress.com/2010/11/24/khutbah-akhir-tahun/ dengan judul "Khutbah Akhir Tahun"
***artikel Ummu Zakaria***
0 komentar:
Post a Comment