Akhlak dan perangai yang baik tidak akan tumbuh subur
kecuali di kalangan orang-orang yang berperangai serupa. Diantara karakter
sahabat sejati yang paling khusus ialah memiliki pemikiran yang baik, cinta
yang tulus, pandai menjaga rahasia dan setia dalam bersaudara. Maka janganlah
bersahabat melainkan dengan orang-orang shaleh, karena merekalah sebaik-baik
penolong dalam urusan dunia dan agama.
Termasuk karakter seorang muslim ialah tidak iri hati pada
seorangpun dari temannya yang mendapat nikmat dari Allah seperti kekuatan hafalan,
pemahaman dan daya tangkap yang baik, atau muncul pada dirinya tanda-tanda akan
menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, dan sebagainya, akan tetapi ia selalu
menjaga kehormatan temannya meski ia sedang tidak ada, sehingga ia tidak
menggunjingnya, atau menodai kehormatannya dengan membuat fitnah dan kedustaan
atas temannya.
Konon para salaf satu sama lain saling menghargai temannya
dan memuliakan mereka, diiringi keselamatan hati mereka terhadap temannya serta
memujinya disaat ia tidak ada.
Ibnu Katsir dan Ibnul Qayyim keduanya saling berteman, dan
keduanya adalah murid dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah... Cobalah anda
perhatikan, bagaimana sikap ta’zhim Ibnu Katsir atas Ibnul Qayyim ketika
beliau menulis biografinya: “...Ia
(Ibnul Qayyim) adalah orang yang merdu bacaannya, santun perangainya, penuh
kasih sayang, tidak mendengki seorangpun, tidak pula mengganggunya atau
mencari-cari aibnya, ia tidak pernah iri hati terhadap nikmat yang ada pada
orang lain, dan aku termasuk sahabatnya yang terdekat serta orang yang paling
dicintainya.”
Karena keselamatan hati dan cinta karena Allaah-lah
orang-orang seperti mereka dapat memberikan sumbangsih yang amat bermanfaat
bagi kaum muslimin. Oleh karena itu bersahabatlah dengan orang-orang yang
bersungguh-sungguh dan tidak pernah lengah dalam memanfaatkan waktunya; dan
jauhilah majelis-majelis hampa yang tiada manfaatnya. Bacalah biografi
orang-orang mulia dan perbanyaklah wawasan anda tentang ilmu-ilmu syar’i.
Pergunakanlah sisa umur yang amat berharga dan manfaatkan
waktu yang tersedia; anjurkanlah teman-teman anda untuk selalu mencari ilmu,
nasehatilah mereka demi kejayaan Islaam dan janganlah anda iri hati akan
karunia Allah pada orang lain seperti hafalan yang kuat dan pemahaman yang
baik; akan tetapi mintalah selalu taufik dari Allah, karena pertolongan itu
hanya dari Allah Al-Wahhab dan bukannya bertumpu pada sebab-akibat.
(Langkah Pasti Menuju Bahagia hal. 77-78 – Dr. Abdul Muhsin bin Muhammad
Al-Qasim )
0 komentar:
Post a Comment