Thursday 10 April 2014

Mencari Teman

Akhlak dan perangai yang baik tidak akan tumbuh subur kecuali di kalangan orang-orang yang berperangai serupa. Diantara karakter sahabat sejati yang paling khusus ialah memiliki pemikiran yang baik, cinta yang tulus, pandai menjaga rahasia dan setia dalam bersaudara. Maka janganlah bersahabat melainkan dengan orang-orang shaleh, karena merekalah sebaik-baik penolong dalam urusan dunia dan agama.

Termasuk karakter seorang muslim ialah tidak iri hati pada seorangpun dari temannya yang mendapat nikmat dari Allah seperti kekuatan hafalan, pemahaman dan daya tangkap yang baik, atau muncul pada dirinya tanda-tanda akan menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, dan sebagainya, akan tetapi ia selalu menjaga kehormatan temannya meski ia sedang tidak ada, sehingga ia tidak menggunjingnya, atau menodai kehormatannya dengan membuat fitnah dan kedustaan atas temannya.

Konon para salaf satu sama lain saling menghargai temannya dan memuliakan mereka, diiringi keselamatan hati mereka terhadap temannya serta memujinya disaat ia tidak ada.
Ibnu Katsir dan Ibnul Qayyim keduanya saling berteman, dan keduanya adalah murid dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah... Cobalah anda perhatikan, bagaimana sikap ta’zhim Ibnu Katsir atas Ibnul Qayyim ketika beliau menulis biografinya:  “...Ia (Ibnul Qayyim) adalah orang yang merdu bacaannya, santun perangainya, penuh kasih sayang, tidak mendengki seorangpun, tidak pula mengganggunya atau mencari-cari aibnya, ia tidak pernah iri hati terhadap nikmat yang ada pada orang lain, dan aku termasuk sahabatnya yang terdekat serta orang yang paling dicintainya.”

Karena keselamatan hati dan cinta karena Allaah-lah orang-orang seperti mereka dapat memberikan sumbangsih yang amat bermanfaat bagi kaum muslimin. Oleh karena itu bersahabatlah dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh dan tidak pernah lengah dalam memanfaatkan waktunya; dan jauhilah majelis-majelis hampa yang tiada manfaatnya. Bacalah biografi orang-orang mulia dan perbanyaklah wawasan anda tentang ilmu-ilmu syar’i.

Pergunakanlah sisa umur yang amat berharga dan manfaatkan waktu yang tersedia; anjurkanlah teman-teman anda untuk selalu mencari ilmu, nasehatilah mereka demi kejayaan Islaam dan janganlah anda iri hati akan karunia Allah pada orang lain seperti hafalan yang kuat dan pemahaman yang baik; akan tetapi mintalah selalu taufik dari Allah, karena pertolongan itu hanya dari Allah Al-Wahhab dan bukannya bertumpu pada sebab-akibat.

(Langkah Pasti Menuju Bahagia  hal. 77-78 – Dr. Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim )

Related Post :

0 komentar:

Post a Comment