Monday, 28 April 2014

Saudariku, Kembalilah ke Hijab Asalmu

Bismillah washalatuwassalaamu ‘ala rasulillah wa’ala aalihi wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsan ila yaumiddin.
Amma ba’du
Cantik….. anggun….segar……stylish…

Wanita mana yang tidak suka dibilang cantik ?
Wanita mana sih yang tidak mau terlihat anggun ?
Wanita mana yang tidak ingin tampil segar dan menawan ?
Wanita mana pula yang tidak ingin tampil stylish dengan gaya dan pakaian uptodate?


Mungkin atau memang sudah kodratnya ya, semua wanita pasti mau, yang berbeda mungkin kadarnya saja. Baiklahhh………. apa ini salah? Apa wanita muslimah tidak boleh tampil cantik, anggun, segar, dan stylish?!
Ok, seorang wanita muslimah terlebih lagi yang sudah mengaji tidak mungkin tampil berdandan dan membuka aurat keluar rumah. Yup, setuju…
Tapi tahukah engkau wahai akhwati……
Bahwa akhir – akhir ini sudah mulai beredar pakaian pakaian yang sepertinya syari tapi sejatinya tidaklah syar’i. Kenapa?
Karena hijab muslimah tidak cukup hanya menutupi seluruh tubuh tetapi juga seharusnya tidak membentuk tubuh, berbeda sekali dengan pakaian yang banyak beredar dan banyak dikenakan muslimah akhir-akhir ini. Sepintas pakaian sih terlihat syar’i, jilbab dibawah dada, bajunya juga lengan panjang, memutup aurat, tapi… bahannya itu lho… ada yang terbuat dari jersy, kaos rayon spandek dan sejenisnya. Dengan warna-warna yang cantik, dan model-model yang indah, bahkan diantara saudari kita bahkan rela merogoh kocek agak dalam untuk tampil up to date.

Emang gimana sih kriteria hijab muslimah ?
Yuk, kita muroja’ah lagi materi-materi yang telah lalu. Semoga banyak manfaat bisa kita petik.

Jilbab Wanita Muslimah Menurut Al Quran dan Sunnah

  • Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan
    Allah Ta’ala berfirman

    وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ
    “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ’Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak dari mereka, dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka , kecuali  kepada suami mereka, atau ayah mereka,…” (Qs. An-Nuur: 31)
    Allah juga berfirman
    يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
    “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mu’min, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Qs. Al Ahdzab: 59)
  • Bukan berfungsi sebagai perhiasan
    Berdasarkan firman Allah ta’ala

    وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
    “Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka.” (Qs. An Nuur: 31)
    Hal ini dikuatkan dalam surat  al-Ahzab ayat 33:
    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
    “Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyyah yang pertama.” (Qs. Al Ahzab ayat 33)
    Yang dimaksud dengan perintah mengenakan jilbab adalah menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian tidaklah masuk akal jika jilbab itu sendiri berfungsi sebagai perhiasan. Seperti kejadian yang masih sering kita jumpai.
  • Kainnya harus tebal, tidak tipis
    Yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis, maka hanya akan semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun(hakekatnya) telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) onta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk.” (HR. Ahmad 2/223.Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)Dalam hadis lain terdapat tambahan : “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan memperoleh baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan (jarak) sekian dan sekian.”Ibn abdil barr berkata , ”Yang dimaksud nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka ini tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang.” Dikutip oleh Imam As-Suyuti dalam Tanwirul Hawalik 3/103)
  • Harus longgar, tidak ketat sehingga tidak dapat menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
    Tujuan dari mengenakan pakaian adalah untuk menghilangkan fitnah. Dan itu tidak mungkin terwujud kecuali pakaian yang dikenakan oleh wanita itu harus longgar dan luas. Jika pakaian itu ketat, meskipun dapat menutupi warna kulit, maka tetap dapat menggambarkan lekuk atau bentuk tubuhnya, pada pandangan laki-laki.Usamah bin zaid radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Rasulullah memberiku baju quthbiyah yang tebal (biasanya baju quthbiyah itu tipis) yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah al-Kalbi kepada beliau. Baju itupun aku berikan kepada istriku. Nabi bertanya kepadaku, ”Mengapa kamu tidak mengenakan bajuquthbiyah? Aku menjawab, aku pakaikan baju itu kepada istriku.” Nabi lalu bersabda, ”Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalaman di balik quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Dikeluarkan oleh Ad-Dhiya’Al-Maqdisi dalam kitab Al-Hadits Al-Mukhtarah 1/441 Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)Hendaklah kaum muslimah dizaman ini merenungkan hal ini, terutama muslimah yang masih mengenakan pakaian yang sempit dan ketat yang dapat menggambarkan buah dada, pinggang, betis dan anggota badan lainnya. Hendaklah mereka beristigfar dan bertaubat kepada Allah serta mengingat selalu akan sabda nabi:“Perasaan malu dan iman itu keduanya selalu bertalian, manakala satunya lenyap, maka lenyaplah pula yang satunya lagi.”(Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya dari Abdullah bin Umar,dan Al-Haitsami dalam Al-Majma III:26)
  • Tidak diberi wewangian atau parfum
    Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwasannya ia berkata, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapapun perempuan yang memakai wewangian,lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR.An-Nasai II:38, Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)Dari Zainab Ats Tsaqafiyah bahwasannya Nabishallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka janganlah sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian!.” (HR. Muslim)
  • Tidak menyerupai pakaian laki-laki
    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Ahmad no. 8309, 14: 61. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
  • Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir
    Dari Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang diwarnai ‘ushfur (wenter berwarna kuning), maka beliau bersabda, ’Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya!’” (HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)
  • Bukan libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas)
    Berdasarkan hadist Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah bersabda,“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiama , kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Dawud (no. 4029) dan Ibnu Majah (no. 3607). Hadits hasan. Lihat Jilbaab al-Mar-atil Muslimah )
Saran :
  • Sebaiknya baju dengan bahan yang jatuh dan membentuk dipadukan dengan jilbab yang tidak membentuk dan menutupi tubuh (jilbab sampai bawah lutut).
  • Memakai ukuran yang lebih besar dari yang biasa. Misal yang biasa memakai ukuran M maka pakailah ukuran L, sehingga longgar.
  • Melapisi sedemikian rupa sehingga tidak membentuk.
Sudah sepantasnya seorang wanita muslimah mu’minah menjaga kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menjaga adab ketika keluar rumah; adab berpakaian, adab bicara dan tingkah laku serta adab bergaul.
Semoga menjadi nasehat berharga bagi kita semua terkhusus penulis.
Washalallahu ‘ala muhammad wa ‘ala aalihi wa man tabi’ahum biihsan ila yaumiddin
***
Penulis: Ismiati Ummu Maryam

Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel Muslimah.Or.Id
Sumber
Jilbab Wanita Muslimah, Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani, Januari 2009, At Tibyan Solo

Arti dari Sebuah Cinta

Kata “Cinta” bukan lagi suatu yang asing buat kita. Bahkan setiap orang pernah merasakan cinta, setiap orang memiliki rasa cinta. Apalah jadinya hidup tanpa cinta? Hampa dan hambar, roda peradaban seolah enggan terkayuh, kehidupan seakan berdenyut, nestapa bertahta, duka berkuasa, karenanya cinta adalah anugrah yang patut disyukuri. Cinta kepada wanita, harta, anak, orang tua dan berbergai macam kenikmatan dunia menjadi sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Dan cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabbnya.
Firman Allah Ta’ala,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran: 14)

Perputaran Cinta Mahluk

Berkata Ibnu Qoyyim ada dua bentuk cinta mahluk yaitu:

Cinta yang bermanfaat, itulah hubbullah (Kencitaan kepada Allah Ta’ala), atau al-Hubbu fillah (kecintaan karena Allah Ta’ala), Kecintaan terhadap apa yang membantu untuk taat pada Allah Ta’ala dan menjauhi kemaksitan, dan

Cinta yang membahayakan, itulah al-hubbu ma’allah (Cinta yang menandingi kecintaannya kepada Allah Ta’ala), Cinta terhadap apa yang dibenci  oleh Allah Ta’ala, Cinta yang akan memutus kecintaan dari Allah atau mengurangi cinta Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan di antara manusia, ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintai (tandingan-tandingan) itu sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amatlah dalam cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)
Allah tidak menjadikan dua hati dalam diri seseorang. Sehingga jika seseorang tidak menjadi hamba Allah Ta’ala maka dia akan menjadi hamba setan atau hamba hawa nafsunya sendiri.
Sungguh indah dua bait syair yang ada dalam biografi para ulama:
Jika cinta orang yang mabuk asmara kepada Laila dan Salma, telah merampas hati dan pikiran
lalu, apa yang dilakukan oleh orang yang kasmaran, yang di dalamnya mengalir rasa cinta kepada Yang Maha tinggi?
Cerita Majnun terhadap Laila yang sangat terkenal itu, menunjukkan bahwa marjun akhirnya dibunuh oleh cintanya kepada Laila. Qorun dibunuh karena kecintaan kepada harta benda. Fir’aun dibunuh oleh cintanya terhadap kedudukan. Tapi Hamzah, Ja’far dan Hanzhalah mati karena cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Alangkah jauh jarak yang memisahkan antara keduanya.
Seseorang ketika mencintai, ada konsekuensi terhadap apa yang ia dicintai, boleh jadi menjadi sesuatu yang baik untuk dia dihari kiamat dan boleh jadi cinta itu justru menjadi mala peteka bagi dia diakhirat kelak.  Allah Ta’ala telah mengingatkan mahluk-Nya dalam firman-Nya, yang artinya:

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Cinta yang abadi adalah cinta yang dibangun atas dasar taqwa kepada Allah, baik itu cinta dalam hal ibadah, maupun cinta karena tabiat seperti cinta kepada anak dan orang tua. Karena cinta yang tidak didasarkan terahadap ketaqwaan hanya mendatangkan kepiluhan, penyesalan. Maka seseorang hamba hendaknya memperhatikan apa yang ia cintai. dan agar cinta seseorang bermanfaat hendaknya dibangun di atas taqwa.

Hakikat Cinta

Dalam perspektif seorang muslim, cinta pada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, di atas segalanya. Karena itu, ketika Umar bin al-Khatthab radiallahu’anhu menyatakan bahwa cintanya kepada Rasul setara dengan cintanya pada dirinya sendiri, ia pun ditegur. Cinta pada Rasul harus berada diatas cinta pada semua manusia. Cinta pada Allah mutlak di atas cinta pada segala mahluk-Nya.
Cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah bagian dari kecintaan kepada Allah Ta’ala. Mencintai agama yang Allah Ta’ala turunkan merupakan bagian dari kecintaan kepada Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran: 31)

Keindahan  cinta

Diantara sumber kebahagian seorang hamba adalah mahabbatullah, kecintaan kepada Allah Ta’ala dan mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh-Nya. Mahabbatullah(Kecintaan kepada Allah Ta’ala) adalah salah satu pokok kebaikan dan amalan bermanfaat paling baik dalam hidup manusia. Sebab, siapa saja yang cinta Allah Ta’ala, pasti AllahTa’ala akan mencintainya. Siapa saja yang beramal dengan syariat-Nya niscaya akan dicintai Allah Ta’ala. Apabila seseorang telah dicintai oleh Allah Ta’ala, tiada sesuatu apapun yang perlu dia khawatirkan.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, anas bin Malik radillahu’anhu menceritakan Ketika saya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari masjid, kami bertemu dengan seorang laki-laki di pintu masjid. Dan pria itu bertanya ‘Wahai Rasulullah, kapankah hari kebangkitan?’.” Beliau bertanya, “Apa persiapanmu menghadapi hari kiamat itu?” Lelaki itu seakan merasa bersedih, kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, Saya tidak punya persiapan suatu yang besar baik berupa shalat, puasa, dan sedekah, tetapi saya mencintai Allah dan Rasul- Nya.” Mendengar ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau akan dikumpulkan bersama siapa saja yang engkau cintai.”

Ketika hadits ini didengar oleh  Anas bin Malik lalu didengar oleh  para sahabat, mereka pun sangat  bergembira. Hingga, Anas bin Malik bertutur, “Maka saya pun mencintai Allah, dan (mencintai) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakar, dan Umar, juga saya berharap agar dikumpulkan bersama mereka, walaupun saya tidak beramal seperti  amalan mereka.”
Mengapa para sahabat nabi sangat bergembira mendengar hadist ini. Bahkan digambarkan, mereka belum pernah merasakan kegembiraan setelah masuk Islam melebihi kegembiraan mereka mendengar hadist tersebut. Dikabarkan bahwa kecintaan yang tulus kepada Allah dan Rasul-Nya akan mengantarkan seseorang pada kedudukan yang sedikit sekali bisa dicapai oleh amal. Sebab amal seorang hamba sering dihinggapi penyakit, kelalaian dan kekurangan. Berbeda dengan kecintaan yang tulus pada AllahTa’ala dan Rasul-Nya yang terhimpun pada hati seseorang. Hati itu akan mengganti kekurangan amalnya dan menempatkannya pada derajat yang tinggi.

Sungguh, mahabbatullah akan menambah amal yang sedikit, memberkahi usaha yang minim. Tak ada orang yang bersungguh-sungguh lalu menjeput kesuksesannya tanpa kehadiran cinta. Sama halnya tak ada orang yang  amalnya kurang mendapat kebagiaan tanpa cinta.
Gambaran cinta diatas adalah sesuatu yang agung dan mulia. Ibnul Qayyim pernah bertutur tentang mahabbatullah:
Cinta adalah tempat persinggahan yang menjadi ajang perlombaan bagi orang-orang yang bersaing, jadi sasaran mereka beramal, menjadi curahan yang mencinta, dengan sepoi angin cinta, para hamba yang beribadah merasakan ketenangan.
Cinta adalah santapan hati, gizi dan kegemaran jiwa. Cinta ibarat kehidupan, sehingga orang yang tidak memilikinya tak ubahnya jasad tak bernyawa. Cinta adalah pelita. Siapa yang tidak menjaganya, dia ibarat tengah berada dilautan yang gelap gulita.
Cinta adalah obat penawar. Siapa yang tak memilikinya, hatinya dihinggapi beragam penyakit. Cinta adalah kelezatan. Siapa yang tidak merasakannya, maka seluruh hidupnya diwarnai gelisah dan penderitaan.
Pemilik cinta kepada Allah dan Rasululllah akan membawa kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala telah memutuskan pada hari ditetapkan ketentuan-ketentuan mahluk dengan kehendak dan nikmatNya yang tinggi bahwa kelak seseorang akan bersama orang yang dicintainya.
Melimpahnya nikmat yang diperoleh orang yang mencintai, akan mendapatkan kebagiaan meskipun mereka sedang tidur di atas kudanya. Mereka mendahului kafilah yang berjalan sambil terjaga.

Realisasi sebuah Cinta

Bukan berarti cinta berpisah dari amal, atau yang mencintai tak mematuhi orang yang dicintainya. Setiap amal yang dikerjakan tanpa diiringi cinta, bagaikan jasad yang tidak ada ruh di dalamnya. Begitu pula setiap pengakuan cinta tanpa diserta bukti berupa amalan, tidak dianggap benar cintanya. Bahkan setiap iman yang tidak disertau cinta dan amal dinggap tidak punya hakikat. Para sahabat  adalah contoh sosok pecinta terbaik. Mereka mencinta bukan dalam seujar kalimat. Tapi mengalir dalam kepatuhan dan ketakwaan.

Bernarlah gubahan seorang penyair,
Seandainya cintamu benar pastilah engkau menaatinyaSungguh, pecinta selalu taat pada yang dicintanya

Ibnu Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab untuk meraih kecintaan kepada Allah Ta’ala:
  • Membaca Al Qur’an dengan memahami maknanya serta merenungkan kandungannya
  • Mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan fardhu
  • Terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan dengan hati, lisan dan perbuatan
  • Mencintai Allah Ta’ala di atas segalanya
  • Mencintai Allah Ta’ala dengan memahami nama-nama, Sifat-sifat dan Perbuatan Allah
  • Mengakui karunia dan nikmat Allah lahir dan batin
  • Memiliki hati yang luluh dan khusyu di hadapan Allah Ta’ala
  • Berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) dan beribadah kepada Allah Ta’aladengan hati khusyu dan penuh adab
  • Bergaul dengan orang yang sungguh-sungguh mencitai Allah Ta’ala
  • Meruntuhkan tembok penghalang hati dengan Allah Ta’ala
Cinta adalah tiket menuju ke surga. Impian setiap mukmin, yang tak mungkin teraih kecuali lewat upaya dan pengorbanan.  Sehingga hendaknya kita bersungguh-sungguh  membuktikan kecintaan, keiklasan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Kita adalah mahluk yang lemah, yang hati kita berada diantara dua jemari Allah Ta’ala, maka hendaknya kita selalu memohon pertolongan kepada Allah, bahkan Allah Ta’alasendiri yang mengajari Nabi dalam hadist Qudsi sebuah doa untuk meraih cinta-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Azza wa Jala, mendatangiku –dalam mimipi – Dia berfirman kepadaku: “Wahai Muhammad, ucapkanlah ‘Ya Allah seseungguhnya aku mohon cinta-Mu, cinta orang mencintai-Mu, dan amal yang membawaku untuk mencinta-Mu” (HR. Ahmad dan Trimidzi, Hadits Hasan).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan akhirat.”
***
Penulis: Ummu Muhammad

Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel muslimah.or.id

Referensi:
  • Abdul Aziz Musthafa. 2011. Agar Anda Dicinta Allah (10 kiat dari al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah). Edisi Indonesia, Pustaka at-Tazkia. Edisi: Indonesia. Judul Asli:Syarh al-Ashab al-Asyarah (Al-Mujibah li Mahabbatillah Kama Addaha al-Imam Ibnu al-Qoyyim)
  • Buku Saku: Sebab-Sebab Kecintaan Kepada Allah, Oleh: Dzulqarnain M. Sunusi. Diterbitkan: Panitia Tabligh Akbar “SEMUA TENTANG CINTA”
  • Dr.’Aidh al-Qarni. 2008. La Tahzan (Jangan Bersedih). Edisi Indonesia. Penerbit: Qisthi Press. Judul Asli: La Tahzan
  • Beberapa Rekaman Kajian: “Semua tentang cinta” oleh Ustdaz Dzukarnain M Sanusi
  • akhwat.web.id

Sunday, 27 April 2014

Apa harus jadi janda dulu baru bisa terima poligami ?


Peringatan! Komentator di larang cakar-cakaran  
*status pengamatan kecil-kecilan*

** ** **
Pernah ndak sekilas dengar obrolan para suami yang lagi basa-basi sama ikhwan yang bujang mengenai memilih calis shalihah [calon istri] diantara nasihat mereka begini kurang lebih:
“Antum kalau cari akhwat untuk dijadikan istri pertama, sebaiknya antum pilih gadis muda yang menentramkan pandangan antum [cantik menurut antum]. Karna kalau di awal-awal antum asal pilih, apakah usianya yang jauh di atas antum, ataukah janda, atau yang wajahnyapun biasa aja menurut antum, maka jangan gigit jari jika nanti antum akan dipersulit untuk menikah lagi meski pada awalnya akhwat itu mengatakan akan mengizinkan antum poligami.

Namanya perempuan yaa akhi, apakah dia tua atau muda sama saja, kecemburuan mereka luar biasa, sudah akalnya kurang, terkadang kecemburuan mereka menutup akalnya pulak. Tidak jarang mereka menarik ucapannya yang semula mengizinkan antum poligami, ketika tiba masanya antum ingin menikah lagi, maka dia akan mencari banyak alasan untuk menggagalkan keinginan antum. Lebih-lebih jika dia mengetahui bahwa calon madunya memiliki kelebihan apakah ianya lebih muda, atau lebih cantik, atau hafizhah dan yang lain-lain.. maka jangan heran kalau ia akan mencari beribu alasan untuk menggagalkan rencana antum.

Nah kalau diawal pernikahan antum sudah memilih calis yang menentramkan pandangan antum, jika ternyata antum dipersulit poligami pun tidak terlalu kecewa, karna istri antum di rumah mampu membantu menundukkan pandangan antum dari wanita-wanita liar di jalanan.

Tapi jika diawal-awal antum asal pilih, dan fitnah syahwat masih sangat meresahkan antum meski antum sudah menikah, sedang istri antum tidak membolehkan antum menikah lagi, maka jangan menyesal jika antum hanya bisa gigit jari nantinya. He he he.”
** ** **
Di lain tempat, bahkan para ustadz pun angkat bicara, “Antum.. kalau nunggu istri antum ridho antum poligami, gak akan terjadi yaa akhi”
** ** **

Maka saya melakukan pengamatan kecil-kecilan dilingkungan saya tinggal, yang saya dapatkan:
#Semua meyakini bahwa poligami itu bagian dari syari’at.
#Banyak wanita yang mengaku, mengizinkan suaminya ber-poligami.
#Di antara yang mengizinkan suaminya ta’addud, maka diantara mereka:
-ada yang tetap monogami karna suaminya merasa belum mampu untuk melakukannya, 
-ada yang mengizinkan suaminya menikah lagi untuk yang ke-3 atau ke-4,
-adapun menikah untuk yang ke-2 sebagian mereka berupaya menggagalkan rencana suaminya krn khawatir cinta sang suami berkurang [admin megang kaca], 
-yang lainnya lagi berupaya menggagalkan setelah tau [merasa] bahwa calon madunya ternyata lebih unggul darinya entah calmad itu lebih muda, atau lebih cantik, atau lebih pintar atau yang lain-lain.
-de el el

#Diantara yang benar-benar mengizinkan, bahkan mencarikan, maka dari pengamatan kecil-kecilan ini membuahkan hasil:
-istri pertama belum juga bisa memberikan keturunan,
-istri pertama sudah menpos

Nah kalau sebatas dilingkungan saya, yang benar-benar terlaksana [yang bener-bener jadi ta’addud] adalah point *mengizinkan suaminya menikah lagi untuk yang ke-3 atau ke-4 dan *istri pertama belum juga bisa memberikan keturunan..
** ** **

Kejadian-kejadian NYATA yang terjadi ‘ketika si cantik dilanda cemburu’ yang sebelumnya mereka mengizinkan suaminya menikah lagi;

Sejenak rubah peran kita, bayangkan posisi kita pada calmad.. yang mana ia adalah seorang janda dengan anak
*Maunya sih bujang, tapi bujang maunya gadis..
*Yaudah duda juga gak apa-apa, sama saja.. duda ber-anak pun tidak papa.. dududu dudanya mau gadis juga, duda ber-anak juga mau gadis, kalaupun memang janda, maunya janda tanpa anak!
??? adanya apaaa ??? 
*tinggal lelaki beristri :’( beraaat rasanya, tapi gimana lagi? Siapa lagi? Ana sama seperti anti.. sebagaimana anti butuh seseorang untuk berbagi suka dan duka, seseorang yang dadanya sebagai tempat kita bersandar dan yang lain, maka ana pun begitu :’(

Beraaat.. karna disini ia tidak berhadapan dengan sang lelaki yang telah beristri.. tapi ia berhadapan dengan ISTRI nya yang sedang bergemuruh kecemburuan di dalam dadanya

Jadi gimana??? Jadi gimana kalau antunna ada di posisinya? Sendiri sampai mati??? Yakin?
**************************************************************** 
Catatan: status ini murni renungan untuk diri pribadi yang terkadang masih memperturutkan kecemburuannya :’(
Yang masih memiliki suami mari bersyukur, sesungguhnya diluar sana banyak saudari kita yang berjuang keras menafkahi anak-anaknya berperan ganda menjadi ibu dan ayah bagi anak-anaknya karna kesulitan mencari ayah untuk buah hatinya..
Ia kesulitan, bujang mana yang mau dengannya ?
Ia kesulitan, duda mana yang mau dengannya dan anak-anaknya ?
Ia kesulitan, istri mana yang ridha suaminya menikah lagi ?

taken from : Wall Fb

Kajian Bogor: Mewaspadai Penyimpangan SYI'AH di Indonesia - Kamis 1 Mei 2014


# Info Kajian Bogor: Mewaspadai Penyimpangan SYI'AH di Indonesia #

Waktu : Tanggal 1 Mei 2014 , Pukul : 09.00 - 12.00 Wib.
Lokasi : Mesjid Al-Ikhlas , Perumahan Taman Sari Persada.
Alamat : Jl. Baru Sholeh Iskandar - BOGOR

Pemateri : 

- Ustadz Irfan Helmi. (MUI)
- Ustadz Zainal Abidin Lc.

Download MP3 kajian islam ilmiyyah : "Cintai Aku Wahai Suamiku" - Al Ustadz DR. Syafiq Reza Basalamah. MA


"O my husband, love me please.."

Oleh : Ustadz DR. Syafiq Reza Basalamah, MA


Cinta seorang suami terhadap istrinya

adalah seperti kerja dalam proses
membentuk, membangun, merawat keluarga menjadi keluarga sholih.


"Cinta adalah akad dan pernikahan…
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahasia kehidupan…
Cinta adalah kelezatan ruh, bahkan ia adalah roh kehidupan…

Dengan Cinta…menjadi terang semua kegelapan…
akan cerah kehidupan…
akan menari hati…
dan akan bersih qalbu…
Dengan cinta semua kesalahan akan dimaafkan…
Dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan…
Dengan cinta akan dibesarkan makna kebaikan…
Kalaulah bukan kerana cinta…
Maka tidak akan saling meliuk satu dahan dengan dahan lainnya,
Kalaulah bukan kerana cinta…
Tidak akan merunduk rusa betina kepada jantannya,
Tidak akan menangis tanah yang kering terhadap awan yg hitam,
Dan bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi…
Ketika cinta hampa dalam kehidupan…
Maka jiwa akan sempit dan terjadilah pertikaian dan perselisihan…
Ketika cinta telah hilang…
Maka akan layu bunga…
Akan padamlah cahaya…
Akan pendeklah usia…
Akan kering danau dihutan belantara…
Dan akan silih berganti datang penyakit dan sengsara…
Kalau cinta telah sirna…
Tatkala itulah lebah meninggalkan bunga…
Tatkala itu burung pipit meninggalkan sarangnya…
Tatkala itu lah kutilang tidak hinggap lagi pada pucuk cemara…
Sekiranya lautan mempunyai pantai…
Dan sekiranya sungai mempunyai muara…
Maka lautan cinta tidak berpantai…
Dan sungai cinta tidak bermuara…"
( dinukil dari buku saku karangan Ustadz Armen Rahimahullah Buhul Cinta upaya melestarikan cinta pasutri sampai ke surga )

link full download (63 mb)



jika antum kesulitan dalam mendownload dikarenakan terlalu besar ni ada link dalam 4 part




Thursday, 24 April 2014

That rainbow...


Siapa yang tak kenal dengan pelangi.. Sebuah 'lukisan' alam dengan wujud setengah lingkarannya dilangit dengan warna-warninya yang indah.. Siapa saja yang melihatnya sudah pasti terpesona akan keindahan warnanya.
Begitupun dengan saya, momen nampak nya pelangi dilangit adalah momen yang selalu saya tunggu ketika hujan mengguyur.
Warna-warni nya mampu membuat saya berdecak kagum, dan bibir saya serasa tak bisa berhenti mengucapkan kekaguman akan betapa indahnya ciptaan Allah yang satu ini.

Pelangi senja hari di tengah kemacetan kota Jakarta





Karena saya tinggal di daerah dataran tinggi, tak jarang penampakan pelangi ini terasa begitu dekat dan sangat jelas.





Ketika pelangi mulai muncul di langit, saya senang berlama-lama memandanginya hingga ia memudar bersamaan dengan memudarnya cahaya matahari yang tertutup awan mendung. Walau kemunculannya hanya sesaat tetapi hati saya selalu bahagia ketika menatapnya.
Dan saya akan selalu bersabar menunggu kemunculannya kembali. :')



Benarlah suatu ungkapan yang pernah diucapkan oleh seseorang yang sudah saya anggap sebagai kakak dan saya cintai karena Allah, bahwa; "Menghabiskan waktu dengan sesuatu yang kau suka memang tidak pernah ada kata cukup."
Awww ♥ 
Baarokallaahu fiihaa.. :')

Hmm.. Dan hal-hal seperti ini membuat saya menyadari, betapa saya harus banyak bersyukur, bahwa Allah telah memberikan kepada saya begitu banyak nikmat yang tak terhitung jumlahnya.. Salah satunya adalah mata ini, alhamdulillah Allah menganugerahkan penglihatan kepada saya, sehingga saya bisa melihat betapa indahnya pelangi itu, dan segala yang Allah ciptakan diatas bumi ini.
Sebuah nikmat yang sangat besar dan tidak ternilai, karena dengannya kita bisa melihat apa-apa yang ada di bumi dan dengannya kita bisa mempelajari 'ilmu-'ilmu Allah.
Dan dengannya pula kita bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Karena betapa banyak kemaksiyatan itu berawal dari mata, nas'alullah al 'afiyah was salamah..

Mata adalah karunia yang amat besar, beruntunglah orang-orang yang mempergunakan matanya dalam hal-hal yang Allah ridhoi.
Karena, kelak mata ini juga akan dimintai pertanggung-jawaban atas segala sesuatu yang telah dilihatnya.. Maka pergunakanlah dengan baik nikmat ini..

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)
*reminder for my self first*

Kajian Bantul bersama Ustadz Abu Qotadah hafizhohulloh - Kamis 1 Mei 2014

#INFO KAJIAN di JAMILURRAHMAN & ISLAMIC CENTRE BIN BAZ#

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

HADIRILAH MAJELIS ILMU "TAMAN-TAMAN SURGA"

Pemateri: Ustadz ABU QOTADAH hafizhohulloh
Murid Al ‘Alamah Al Muhaddis Abu Aburahman Muqbil bin Hadi al-wadi’i rahimahullah

Insyaa Allah diselenggarakan pada: KAMIS, 01 MEI 2014

Sesi 1. JAM 10.00 - Dzuhur di Masjid Jamilurrahman, (Terbuka UMUM PUTRA & PUTRI) 
"BERBEDA TIDAK HARUS BERPECAH"

Sesi 2. Ba'da Ashar - 17.30 wib di Pondok Putri Islamic Centre Bin Baz, (Terbuka UMUM PUTRI),
"MUSLIMAH dan AHLI GHIBAH"

Sesi 3. Ba'da Magrib - 20.00 wib, di Pondok Putra Islamic Centre Bin Baz, (Terbuka UMUM PUTRA),
"MENUJU UMAT BERSATU"

Informasi : Abu Mukaffi 0857-4743-3899

Penyelenggara:
APU (Atturots Peduli Umat) Lembaga Dakwah & Sosial

Bekerjasama dengan:

Ma'had Islamic Centre Bin Baz

Ma'had Jamilurrahman As-Salafy

Radio ICBB 107.8 FM (insyaa Alloh Live)

STIKes MADANI

Radio Majas (in syaa Alloh Live)

Saatnya menguatkan tekad mendatangi taman-taman surga, berkumpul bersama para sahabat (ilmu) sejati yang dengannya mengingatkan kita akan akhirat.

Imam Malik rahimahullah: "Ilmu agama itu didatangi bukan mendatangi.."

Kajian Islam : 'Semua Suka Musik ?' - Ustadz Ahmad Zainudin. LC (Ahad 11 Rajab 1435 / Minggu 11 Mei 2014)

Ada yang pernah suka Musik??
Atau masih??


Ada yang pernah denger Band Upstairs??
Ken arok??
Innocenti??

Alhamdulillah beberapa personel band-band tersebut sudah "hijrah" pada manhaj salaf.. Bagaimana dengan kamu? Mau tau alasan mengapa mereka hijrah dan meninggalkan musik? Yuuk hadir ke majelis ilmu..

Pemateri : Ustadz Ahmad Zainuddin. LC

Tema : Semua Suka Musik ?

Tempat : Masjid Darusa'adah (Plaza Mayestik) - Kebayoran Baru

Waktu : Ahad 11 Rajab 1435 / Minggu 11 Mei 2014 - Jam 
09.00 - Selesai


CP: Madmor : 081295101075 | Rifani : 082114099923