Bila kita perhatikan, zaman
sekarang ini betapa banyak orang yang mencari-cari yang namanya bahagia. Betapa
banyak orang yang melakukan pengorbanan untuk meraih yang namanya kebahagiaan.
Namun, kita lihat cara mereka bermacam-macam.
Sebagian orang menyangka
bahwasanya kebahagiaan terdapat pada harta, maka merekapun mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya. Mereka menyangka bila memiliki harta maka semua bisa
dipenuhi, kebutuhan apa saja bisa dipenuhi, tatkala semua kebutuhan bisa
dipenuhi, maka akan bahagia, sehingga mereka kumpulkan harta dengan
sebanyak-banyaknya. Namun kenyataannya tidak
demikian, betapa banyak orang yang kaya-raya namun sama sekali tidak
mendapatkan kebahagiaan, bahkan kehidupannya rusak, rumah tangganya rusak
meskipun hartanya berlimpah ruah.
Kalau memang kebahagiaan itu
Allah letakkan pada harta, maka Qarun itulah orang yang paling berbahagia.
Sebagaimana Allah jelaskan bahwasanya Qarun itu merupakan orang yang paling
kaya, kata Allah Subhaanahu wa Ta'ala,
اِنَّ قَارُوۡنَ كَانَ مِنۡ قَوۡمِ مُوۡسٰى فَبَغٰى عَلَيۡهِمۡ وَاٰتَيۡنٰهُ مِنَ الۡكُنُوۡزِ مَاۤ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَـتَـنُوۡٓاُ بِالۡعُصۡبَةِ اُولِى الۡقُوَّةِ
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat... "
(Al Qashash: 76)
Allah jelaskan bahwasanya
Qarun itu salah satu dari kaumnya Nabi Musa 'alaihi salam dan dia telah berbuat
zhalim kepada kaumnya Nabi Musa 'alaihi salam dan Allah telah memberikan
perbendaharaan harta kepada dia yang sangat banyak, yang kunci-kunci gudangnya
itu hanya bisa dipikul sekumpulan orang yang kuat, bahkan disebutkan oleh ahli
tafsir kunci-kunci gudang-gudangnya Qarun ini dipikul oleh 60 ekor begol (hasil
dari keledai dan kuda).
Betapa banyak harta si Qarun ini. Bila kuncinya saja
sampai ber ton-ton, bagaimana dengan gudangnya? Tentunya hartanya sangat
banyak.
Namun Allah tidak memberikan
kebahagiaan pada Qarun, justru harta yang ia miliki menjadikan dia angkuh,
malah menjadikan dia sombong. Akhirnya Allah benamkan dia dan hartanya
kedalam bumi.
Oleh karena itu, kebahagiaan
bukanlah terletak pada harta. Ini harus kita camkan.
Kemudian juga sebagian orang
menyangka bahwasanya kebahagiaan terdapat pada ketenaran, terdapat pada jabatan
dan pangkat, maka mereka berlomba-lomba mencari jabatan, pangkat dan ketenaran
di mata manusia. Mereka rela berkorban uang berjuta-juta, bermilyar-milyar, bahkan triliun! agar bisa memperoleh kedudukan tinggi di mata
masyarakat. Luar biasa usaha mereka.
Namun apakah dengan jabatan
yang tinggi kemudian lantas otomatis bisa bahagia? Tidak.
Betapa banyak pejabat yang
kehidupannya rusak.
Betapa banyak pejabat yang
sama sekali tidak bahagia.
Sebagaimana banyak diantara orang kaya yang tidak
berbahagia.
Padahal apa saja mereka miliki, dunia mereka miliki namun Allah
tidak memberi anugerah kebahagiaan dalam hati mereka.
Oleh karena itu, kalau
memang Allah meletakkan kebahagiaan pada pangkat, pada jabatan, maka Fir'aun
adalah orang yang paling bahagia. Fir'aun telah mencapai tingkatan yang sangat
tinggi, Raja-Diraja. Bahkan sampai berlebih-lebihannya dia mengatakan 'Saya adalah Tuhan kalian yang Maha Tinggi'
subhanallaah,, iblis saja tidak seperti itu, iblis saja mungkin kaget mendengar
perkataan Fir'aun ini. Kenapa? Karena iblis mengakui bahwasanya Allah
adalah Tuhannya. -fa bi izzatika- tatkala iblis bersumpah untuk menggelincirkan
manusia, iblis berkata fa bi izzatika, "Demi Keperkasaan Engkau yaa Allaah" dan kata-kata iblis ini bermakna bahwa iblis mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya.
Namun, apakah Allah
memberikan kebahagiaan pada Fir'aun? Tidak.
Oleh karena itu, merupakan
keadilan Allah, Allah meletakkan kebahagiaan dan kelezatan iman
kepada siapa saja, tidak dibeda-bedakan antara orang miskin atau orang kaya,
pejabat atau bukan pejabat, siapa saja bisa bahagia, orang miskin bisa bahagia,
orang kaya bisa bahagia, pejabat bisa bahagia, orang yang tidak dikenal
orangpun bisa bahagia, dengan syarat apa? dengan syarat beramal shalih dan
beriman.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(An Nahl: 97)
Oleh karena itu, kita yang
telah memiliki iman sebagai seorang muslim, maka tugas kita cuma satu, kita
menyirami iman kita ini. Jangan kita biarkan iman kita kering.
Untuk bisa merasakan
kelezatan iman, maka kita penuhi dengan siraman rohani, dengarkan ayat-ayat
Allah, membaca AlQur'an, dengarkan hadits, dan mengamalkan agama Allah, niscaya
Allah akan memberikan kebahagiaan.
____________
[Dikutip dari Mp3 kajian "Permisalan Mukmin Laksana Pohon Kurma" - Ustadz Firanda]