Sunday, 15 December 2013

Mereka Bukan Saudara Kita!


Asy-Syaikh DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (ulama besar kota Riyadh) -semoga Allah menjaganya- ditanya sebagai berikut:

Penanya : Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan,

Sebagian dai dan penuntut ilmu ketika berbicara tentang Syi’ah dan  Rofidhoh, mengatakan: “sesungguhnya mereka adalah saudara kita”.

Apakah boleh kita mengatakan demikian? Dan kewajiban apa (yang harus dilakukan) dalam hal itu?

Asy Syaikh: “Kita berlepas diri kepada Allah dari mereka, dan kita berlepas diri kepada Allah dari ucapan ini , mereka (Syi’ah Rofidhoh) bukan saudara-saudara kita, demi Allah! Mereka bukan saudara-saudara kita,  bahkan mereka adalah saudara-saudaranya syaithan. Karena mereka mencaci-maki ibu kaum mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah Allah pilih (sebagai istri) nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia (Aisyah) adalah As-Shiddiiqah (wanita jujur) putri As-Shiddiiq (Abu Bakar)
Mereka juga mengkafirkan dan melaknat Abu Bakar dan Umar, mereka mengkafirkan para Shahabat secara menyeluruh kecuali Ahlulbait Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, sedangkan Ali(radhiyallahu ‘anhu) berlepas diri dari mereka (Syi’ah Rofidhoh), Ali radhiyallahu ‘anhu berlepas diri dari mereka. Ali (radhiyallahu ‘anhu) adalah imam kita dan bukan imam mereka, ia (Ali radhiyallahu ‘anhu) adalah imam Ahlussunnah dan bukan imam (syi’ah) Rofidhoh yang keji.

Maka kita berlepas diri kepada Allah dari mereka, mereka bukan saudara-saudara kita, barangsiapa yang mengatakan mereka adalah saudara-saudara kita, maka hendaknya ia bertaubat kepada Allah dan beristighfar kepada Allah.
Allah Jalla wa ‘Alaa telah mewajibkan kita untuk berlepas diri dari orang-orang sesat dan berloyalitas kepada orang-orang yang beriman”.

Keterangan  tambahan:

Wajar jika seorang ulama berkata demikian, karena mereka mengetahui dan mengilmui tentang kesesatan dan kekufuran agama Syi’ah Rofidhoh.

Berikut sedikit fakta dari sekian banyak fakta kesesatan agama saudara-saudara syaithan (Syi’ah Rofidhoh) :

1. Abu Jakfar Ath-Thusiy(ulama agama Syi’ah Rofidhoh) berkata:

“Dahulu Aisyah terus-menerus memerangi Ali, sedangkan ia(Aisyah) belum bertaubat. Hal ini menunjukkan tentang kekafirannya dan tetap berada di atas kekafirannya”. (Al-Iqtishaad fiimaa Yata’allaqu fi Al-I’tiqaad, hal. 36, karya Ulama Agama Syiah Abu Jakfar Ath-Thuusiy)

2. Muhammad Husain Asy-Syiraaziy berkata:

“di antara perkara yang menunjukkan kepemimpinan 12 imam kita, sesungguhnya Aisyah adalah wanita kafir yang berhak masuk neraka, hal ini merupakan konsekwensi kebenaran madzhab kita dan kebenaran kepemimpinan 12 imam kita…setiap orang yang berkeyakinan tentang kepemimpinan 12 imam mengatakan: ia(Aisyah) berhak mendapatkan laknat dan adzab” (Al-Arba’in fi Imaamti Aimmah Al-Muthahhiriin, halaman 615)

3. Muhammad bin Mas’ud Al-’Ayyaasyi berkata, ketika ia menafsirkan ayat dalam surah Al-Hijr ayat 44 :

“Neraka Jahannam akan didatangkan yang memiliki tujuh pintu…dan pintu ke enam untuk Askar”. (Tafsir Al-’Ayyaasyi, karya Muhammad bin Mas’uud bin Muhammad Al-’Ayyasyi ulama agama syi’ah)

Tahukah anda siapa yang dimaksud dengan “Askar”(tentara)? Yang dimaksud adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Aisyah Radhiyallahu ‘anha, hal ini sebagaimana yang diungkapkan sendiri oleh Al-Majlisiy(ulama agama Syi’ah) :

“bentuk ungkapan penamaan “askar”  bagi namanya, karena ia(Aisyah) dahulu menunggangi unta dalam perang Jamal, maka ia disebut “askar” (Bihaar Al-Anwaar 4/378, 8/220, karya Muhammad Baaqir Al-Majlisiy wafat 1111 Hijriyyah)

4. Muhammad Baaqir Al-Majlisiy ini juga berkata:

“aqidah (keyakinan) dalam madzhab kita : sesungguhnya kita berlepas diri dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah, dan juga empat wanita: Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummu Al-Hakam, beserta seluruh pembela dan pengikut mereka, dan sesungguhnya mereka adalah makhluk paling buruk dipermukaan bumi ini, dan sesungguhnya keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak akan sempurna kecuali setelah berlepas diri dari musuh-musuh mereka”. (Haqqul Yaqiin, halaman 519 dalam bahasa Persia, buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab oleh Syaikh Muhammad AbdusSattaar At-Tuunisiy dalam bukunya yang berjudul “Buthlaan ‘Aqaaid Asy-Syi’ah, halaman 53)

Mungkin masih ada para penganut agama Syi’ah Rofidhoh yang berkata: “itu kan dulu !!”,
Hal itu wajar, karena memang agama Syi’ah Rofidhoh ini dibangun di atas “taqiyyah” (berbohong) untuk menutupi keburukan dan kehinaan agama mereka. Tapi ternyata sampai sekarang warisan keyakinan sesat dan kufur ini masih saja diwarisi oleh tokoh-tokoh agama syi’ah, berikut faktanya:

Seorang tokoh revolusi Iran bernama Al-Khumainy (pernah dengar nama glamour ini kan?) berkata:

“adapun seluruh sekte dari kalangan An-Nasshoob (maksudnya selain Syi’ah) bahkan khawarij, maka tidak ada dalil yang menunjukkan tentang kenajisan mereka, walaupun adzab yang mereka dapatkan lebih berat daripada orang-orang kafir. Seandainya penguasa memberontak atas Amiirul mukminin bukan berdasarkan agama, bahkan atas dasar merebut kekuasaan atau tujuan lainnya seperti Aisyah, Az-Zubair, Tholhah, Mu’awiyah dan yang semisal dengan mereka, atau salah seorang mereka menancapkan kebencian kepadanya(Ali), atau kepada salah seorang imam bukan atas dasar agama, bahkan karena permusuhan Quraisy, atau Bani Hasyim, atau bangsa Arab, atau karena ia telah membunuh anak atau ayahnya atau yang lainnnya, (semua) ini tidaklah mengharuskan kenajisan (mereka) secara lahiriyyah, walaupun (sebenarnya) mereka lebih keji dari anjing-anjing dan babi-babi” (Kitab At-Thaharah jilid 3, halaman 457, karya Al-Khumainiy, cetakan Muassasah Tanzhiim wa Nasyr Aatsaar Al-Imaam Al-Khumainiy)
(lihat screenshoot kitabnya di sini:http://alshia-tashi3.blogspot.com/2010/10/blog-post_14.html)

Tidak ketinggalan pula, seorang tokoh agama syi’ah Rofidhoh asal Kuwait yang bernama Yaasir Al-Habiib (sang munafik,  ulama agama Syi’ah yang menjadi buronan pemerintah Kuwait atas perilaku bejatnya menghina Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, disebabkan hal tersebut  dan memiliki kewarganegaraan ganda (Kuwait-Inggris) pemerintah Kuwait mencabut kewarganegaraannya. Berikut ucapannya:

“Sesungguhnya aku ingin menetapkan, sesungguhnya Aisyah binti Abu Bakar  pada hari berada dalam neraka, bahkan ia berada dalam kerak Neraka Jahannam!” Dalam acara yang sama ia mengatakan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam sering memperingatkan Aisyah dari bahaya lisannya, untuk diketahui, bahwasanya lisan Asiyah itu kotor, keji. Pencela sampai derajat paling rendah. Ia adalah wanita yang tidak beradab, ia mencaci banyak orang”.
(Saksikan videonya di sini :http://m.youtube.com/watch?v=iXKErTAjgb0&desktop_uri=%2Fwatch%3Fv%3DiXKErTAjgb0)
(Selanjutnya baca di : http://www.drsregeb.com/index.php?action=detail&nid=51)
Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan kejinya terhadap istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam demikian pula terhadap para Shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Maha Suci Allah, sesungguhnya ini adalah kudustaan yang sangat keji!!!

Berat rasanya menulis kalimat di atas, namun semua ini demi membela kehormatan Ibunda kaum mukminin (Aisyah radhiyallahu ‘anha) dan agar kamu muslimin mengetahui dan mengerti tentang bahaya serta kekufuran agama Syi’ah.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kalian mencela shahabatku, Allah melaknat orang yang mencela shahabatku” (Diriwayatkan Ath-Thobariniy dalam Mu’ajmul Ausath 5/94, seluruh perawinya adalah perawi Ash-Shahih kecuali Ali bin Sahl ia adalah tsiqoh, lihat Majma’ Az-Zawaaid karya Al-Haitsamiy, 10/21)

Al-Imam Ibnu Katsiir rahimahullah ketika menafsirkan ayat dalam surah An-Nuur ayat 23-25, berkata:

“Sesungguhnya para ulama –semoga Allah merahmati mereka- telah bersepakat secara pasti, bahwa sesungguhnya barangsiapa yang mencacinya (Aisyah radhiyallahu ‘anha) setelah ini dan menuduhnya dengan tuduhannya setelah apa yang disebutkan dalam ayat ini, sesungguhnya ia telah kafir karena ia telah membangkang terhadap Al-Qur’an”
(Tafsir Ibnu Katsiir, 8/4150, tepatnya pada tafsir surah An-Nuur ayat 23-25, cetakan Maktabah Aulaad Asy-Syaikh Li At-Turots)
Ayat yang dimaksud adalah penjelasan tentang kesucian ibunda kajm mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Masih banyak lagi ucapan ulama Islam yang mengecam ajaran sesat bahkan kekufuran agama Syi’ah, namun ucapan Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah di atas sudah cukup sebagai peringatan bagi kaum muslimin. Terkhusus bagi sebagian tokoh masyarakat di Indonesia yang masih membela Agama Syi’ah, entah karena benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Intinya mereka akan mempertanggungjawabkan semua statement mereka di hadapan Allah Azza wa Jalla pada hari kiamat kelak. Semoga Allah Azza wa Jalla mengokohkan kita semua di atas agama Islam yang mulia ini dan menyelamatkan kita dan anak-keturunan kita dari kesesatan dan kekufuran agama Syi’ah.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Masjid An-Nabawiy, Madinah.
05 Shafar 1435 Hijriyyah/ 08 Desember 2013

Related Post :

0 komentar:

Post a Comment