Wednesday, 18 December 2013

Kumpulan Artikel Seputar Natal dan Tahun Baru


Berikut ini kami rangkumkan beberapa artikel di muslim.or.id yang membahasan mengenai hukum ikut merayakan Natal dan tahun baru masehi, serta bahasan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Semoga bermanfaat.
Artikel-artikel mengenai adab berinteraksi dengan orang kafir:
Source : muslim.or.id

Sunday, 15 December 2013

Peringatan Hari Ulang Tahun, Hari Ibu, Hari Jadi Pernikahan, Hari Valentine

Fatwa Syaikh Abdul ‘Aziz Ar Rajihi

Soal:
Apa hukum merayakan hari ulang tahun, hari ibu, dan hari jadi pernikahan?
Jawab:
Ini perayaan yang batil, ini merupakan perbuatan bid’ah yang tidak ada asalnya dari syariat. Hari ulang tahun, hari ibu, hari pohon, hari Nairuz, semua ini adalah perilaku jahiliyyah. Dan juga merupakan kebiasaan kaum Yahudi dan Nasrani.
Dan tidak diperbolehkan juga seseorang memperingati hari kasih sayang (hari valentine, pent.). Ini juga merupakan peringatan yang sudah banyak menjalar di tengah kaum Muslimin, sehingga sebagian orang pada hari itu memakai baju merah, saling memberikan kado berwarna merah, memakan berbagai makanan tertentu. Semua ini mengikuti budaya kaum Nasrani. Ini semua batil dan merupakan kemungkaran yang besar. Karena dalam perayaan-perayaan ini terdapat unsur tasyji’ (dorongan) untuk mengikuti mereka. NabiShallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka” (HR. Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al Albani)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Minimalnya, hadits ini menghasilkan hukum haram, atau jika tidak, zhahir hadits ini menunjukkan kekufuran”.
Dan inilah yang dilakukan sebagian orang karena kelemahan dan kekurangan pada imannya. Mereka mencocoki kaum Nasrani dalam merayakan hari kasih sayang dengan memakan makan tertentu, memberi hadiah, memakai pakaian merah-merah, atau membuat kendaraannya tampak merah, demikian juga makanannya lalu saling memberi hadiah, saling bertukar ucapan selamat hari kasih sayang. Semua ini merupakan kebatilan dan kemungkaran. Dan semua ini juga merupakan maksiat yang besar yang menjauhkan seseorang dari Allah, bukan mendekatkan kepada-Nya. Dan perbuatan ini juga disukai setan, karena mencocoki kaum Nasrani dan juga musuh-musuh Allah. Maka wajib hukumnya untuk menghindari diri dari perbuatan tersebut, tidak boleh mengikuti kebiasaan mereka, baik dengan berpakaian merah, atau menghadiahkan bunga-bunga, atau menghadiahkan ucapan-ucapan, atau membuat makanan tertentu, dan wajib juga untuk tidak menerima semua pemberian ini. Semua ini adalah kebatilan. Wajib mengingkari dan memperingatkan orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut, serta menjelaskan kepada mereka bahwa perbuatan itu batil dan merupakan maksiat yang besar dosanya yang membuat ia semakin jauh dari Allah bukan mendekatkannya.

Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslimah.Or.Id

Mereka Bukan Saudara Kita!


Asy-Syaikh DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (ulama besar kota Riyadh) -semoga Allah menjaganya- ditanya sebagai berikut:

Penanya : Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan,

Sebagian dai dan penuntut ilmu ketika berbicara tentang Syi’ah dan  Rofidhoh, mengatakan: “sesungguhnya mereka adalah saudara kita”.

Apakah boleh kita mengatakan demikian? Dan kewajiban apa (yang harus dilakukan) dalam hal itu?

Asy Syaikh: “Kita berlepas diri kepada Allah dari mereka, dan kita berlepas diri kepada Allah dari ucapan ini , mereka (Syi’ah Rofidhoh) bukan saudara-saudara kita, demi Allah! Mereka bukan saudara-saudara kita,  bahkan mereka adalah saudara-saudaranya syaithan. Karena mereka mencaci-maki ibu kaum mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah Allah pilih (sebagai istri) nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia (Aisyah) adalah As-Shiddiiqah (wanita jujur) putri As-Shiddiiq (Abu Bakar)
Mereka juga mengkafirkan dan melaknat Abu Bakar dan Umar, mereka mengkafirkan para Shahabat secara menyeluruh kecuali Ahlulbait Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, sedangkan Ali(radhiyallahu ‘anhu) berlepas diri dari mereka (Syi’ah Rofidhoh), Ali radhiyallahu ‘anhu berlepas diri dari mereka. Ali (radhiyallahu ‘anhu) adalah imam kita dan bukan imam mereka, ia (Ali radhiyallahu ‘anhu) adalah imam Ahlussunnah dan bukan imam (syi’ah) Rofidhoh yang keji.

Maka kita berlepas diri kepada Allah dari mereka, mereka bukan saudara-saudara kita, barangsiapa yang mengatakan mereka adalah saudara-saudara kita, maka hendaknya ia bertaubat kepada Allah dan beristighfar kepada Allah.
Allah Jalla wa ‘Alaa telah mewajibkan kita untuk berlepas diri dari orang-orang sesat dan berloyalitas kepada orang-orang yang beriman”.

Keterangan  tambahan:

Wajar jika seorang ulama berkata demikian, karena mereka mengetahui dan mengilmui tentang kesesatan dan kekufuran agama Syi’ah Rofidhoh.

Berikut sedikit fakta dari sekian banyak fakta kesesatan agama saudara-saudara syaithan (Syi’ah Rofidhoh) :

1. Abu Jakfar Ath-Thusiy(ulama agama Syi’ah Rofidhoh) berkata:

“Dahulu Aisyah terus-menerus memerangi Ali, sedangkan ia(Aisyah) belum bertaubat. Hal ini menunjukkan tentang kekafirannya dan tetap berada di atas kekafirannya”. (Al-Iqtishaad fiimaa Yata’allaqu fi Al-I’tiqaad, hal. 36, karya Ulama Agama Syiah Abu Jakfar Ath-Thuusiy)

2. Muhammad Husain Asy-Syiraaziy berkata:

“di antara perkara yang menunjukkan kepemimpinan 12 imam kita, sesungguhnya Aisyah adalah wanita kafir yang berhak masuk neraka, hal ini merupakan konsekwensi kebenaran madzhab kita dan kebenaran kepemimpinan 12 imam kita…setiap orang yang berkeyakinan tentang kepemimpinan 12 imam mengatakan: ia(Aisyah) berhak mendapatkan laknat dan adzab” (Al-Arba’in fi Imaamti Aimmah Al-Muthahhiriin, halaman 615)

3. Muhammad bin Mas’ud Al-’Ayyaasyi berkata, ketika ia menafsirkan ayat dalam surah Al-Hijr ayat 44 :

“Neraka Jahannam akan didatangkan yang memiliki tujuh pintu…dan pintu ke enam untuk Askar”. (Tafsir Al-’Ayyaasyi, karya Muhammad bin Mas’uud bin Muhammad Al-’Ayyasyi ulama agama syi’ah)

Tahukah anda siapa yang dimaksud dengan “Askar”(tentara)? Yang dimaksud adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Aisyah Radhiyallahu ‘anha, hal ini sebagaimana yang diungkapkan sendiri oleh Al-Majlisiy(ulama agama Syi’ah) :

“bentuk ungkapan penamaan “askar”  bagi namanya, karena ia(Aisyah) dahulu menunggangi unta dalam perang Jamal, maka ia disebut “askar” (Bihaar Al-Anwaar 4/378, 8/220, karya Muhammad Baaqir Al-Majlisiy wafat 1111 Hijriyyah)

4. Muhammad Baaqir Al-Majlisiy ini juga berkata:

“aqidah (keyakinan) dalam madzhab kita : sesungguhnya kita berlepas diri dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah, dan juga empat wanita: Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummu Al-Hakam, beserta seluruh pembela dan pengikut mereka, dan sesungguhnya mereka adalah makhluk paling buruk dipermukaan bumi ini, dan sesungguhnya keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak akan sempurna kecuali setelah berlepas diri dari musuh-musuh mereka”. (Haqqul Yaqiin, halaman 519 dalam bahasa Persia, buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab oleh Syaikh Muhammad AbdusSattaar At-Tuunisiy dalam bukunya yang berjudul “Buthlaan ‘Aqaaid Asy-Syi’ah, halaman 53)

Mungkin masih ada para penganut agama Syi’ah Rofidhoh yang berkata: “itu kan dulu !!”,
Hal itu wajar, karena memang agama Syi’ah Rofidhoh ini dibangun di atas “taqiyyah” (berbohong) untuk menutupi keburukan dan kehinaan agama mereka. Tapi ternyata sampai sekarang warisan keyakinan sesat dan kufur ini masih saja diwarisi oleh tokoh-tokoh agama syi’ah, berikut faktanya:

Seorang tokoh revolusi Iran bernama Al-Khumainy (pernah dengar nama glamour ini kan?) berkata:

“adapun seluruh sekte dari kalangan An-Nasshoob (maksudnya selain Syi’ah) bahkan khawarij, maka tidak ada dalil yang menunjukkan tentang kenajisan mereka, walaupun adzab yang mereka dapatkan lebih berat daripada orang-orang kafir. Seandainya penguasa memberontak atas Amiirul mukminin bukan berdasarkan agama, bahkan atas dasar merebut kekuasaan atau tujuan lainnya seperti Aisyah, Az-Zubair, Tholhah, Mu’awiyah dan yang semisal dengan mereka, atau salah seorang mereka menancapkan kebencian kepadanya(Ali), atau kepada salah seorang imam bukan atas dasar agama, bahkan karena permusuhan Quraisy, atau Bani Hasyim, atau bangsa Arab, atau karena ia telah membunuh anak atau ayahnya atau yang lainnnya, (semua) ini tidaklah mengharuskan kenajisan (mereka) secara lahiriyyah, walaupun (sebenarnya) mereka lebih keji dari anjing-anjing dan babi-babi” (Kitab At-Thaharah jilid 3, halaman 457, karya Al-Khumainiy, cetakan Muassasah Tanzhiim wa Nasyr Aatsaar Al-Imaam Al-Khumainiy)
(lihat screenshoot kitabnya di sini:http://alshia-tashi3.blogspot.com/2010/10/blog-post_14.html)

Tidak ketinggalan pula, seorang tokoh agama syi’ah Rofidhoh asal Kuwait yang bernama Yaasir Al-Habiib (sang munafik,  ulama agama Syi’ah yang menjadi buronan pemerintah Kuwait atas perilaku bejatnya menghina Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, disebabkan hal tersebut  dan memiliki kewarganegaraan ganda (Kuwait-Inggris) pemerintah Kuwait mencabut kewarganegaraannya. Berikut ucapannya:

“Sesungguhnya aku ingin menetapkan, sesungguhnya Aisyah binti Abu Bakar  pada hari berada dalam neraka, bahkan ia berada dalam kerak Neraka Jahannam!” Dalam acara yang sama ia mengatakan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam sering memperingatkan Aisyah dari bahaya lisannya, untuk diketahui, bahwasanya lisan Asiyah itu kotor, keji. Pencela sampai derajat paling rendah. Ia adalah wanita yang tidak beradab, ia mencaci banyak orang”.
(Saksikan videonya di sini :http://m.youtube.com/watch?v=iXKErTAjgb0&desktop_uri=%2Fwatch%3Fv%3DiXKErTAjgb0)
(Selanjutnya baca di : http://www.drsregeb.com/index.php?action=detail&nid=51)
Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan kejinya terhadap istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam demikian pula terhadap para Shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Maha Suci Allah, sesungguhnya ini adalah kudustaan yang sangat keji!!!

Berat rasanya menulis kalimat di atas, namun semua ini demi membela kehormatan Ibunda kaum mukminin (Aisyah radhiyallahu ‘anha) dan agar kamu muslimin mengetahui dan mengerti tentang bahaya serta kekufuran agama Syi’ah.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kalian mencela shahabatku, Allah melaknat orang yang mencela shahabatku” (Diriwayatkan Ath-Thobariniy dalam Mu’ajmul Ausath 5/94, seluruh perawinya adalah perawi Ash-Shahih kecuali Ali bin Sahl ia adalah tsiqoh, lihat Majma’ Az-Zawaaid karya Al-Haitsamiy, 10/21)

Al-Imam Ibnu Katsiir rahimahullah ketika menafsirkan ayat dalam surah An-Nuur ayat 23-25, berkata:

“Sesungguhnya para ulama –semoga Allah merahmati mereka- telah bersepakat secara pasti, bahwa sesungguhnya barangsiapa yang mencacinya (Aisyah radhiyallahu ‘anha) setelah ini dan menuduhnya dengan tuduhannya setelah apa yang disebutkan dalam ayat ini, sesungguhnya ia telah kafir karena ia telah membangkang terhadap Al-Qur’an”
(Tafsir Ibnu Katsiir, 8/4150, tepatnya pada tafsir surah An-Nuur ayat 23-25, cetakan Maktabah Aulaad Asy-Syaikh Li At-Turots)
Ayat yang dimaksud adalah penjelasan tentang kesucian ibunda kajm mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Masih banyak lagi ucapan ulama Islam yang mengecam ajaran sesat bahkan kekufuran agama Syi’ah, namun ucapan Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah di atas sudah cukup sebagai peringatan bagi kaum muslimin. Terkhusus bagi sebagian tokoh masyarakat di Indonesia yang masih membela Agama Syi’ah, entah karena benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Intinya mereka akan mempertanggungjawabkan semua statement mereka di hadapan Allah Azza wa Jalla pada hari kiamat kelak. Semoga Allah Azza wa Jalla mengokohkan kita semua di atas agama Islam yang mulia ini dan menyelamatkan kita dan anak-keturunan kita dari kesesatan dan kekufuran agama Syi’ah.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Masjid An-Nabawiy, Madinah.
05 Shafar 1435 Hijriyyah/ 08 Desember 2013

KAJIAN ILMIYAH ” PROBLEMATIKA REMAJA DAN SOLUSINYA MENURUT ISLAM” - 28 Desember 2013

Bismillahirrahmanirrahim
Hadirilah Kajian Ilmiyah

” PROBLEMATIKA REMAJA DAN SOLUSINYA MENURUT ISLAM”


Pemateri : Al Ustadz Muhammad Afifuddin as -Sidawi
Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2013
Waktu : 09.00 s/d 13.30
Tempat : Di masjid Wisma Indah, Perumahan Wisma Indah, Tulungagung
Terbuka Untuk Umum
Kajian ini diselenggarakan oleh Yayasan ash – Shobirin
Kontak Person : Pak Gatot (081 252 455 810) & Pak Dodik (085 649 684 165)
Source : salafy.or.id

Friday, 13 December 2013

KAJIAN ILMIYAH : “MENGENAL AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” - 29 Desember 2013

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Hanya Mengharap Ridho Alloh Ta’ala
Hadirilah… Kajian Islam Ilmiyyah

“MENGENAL AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” 


Pembicara :
Al Ustadz Muhammad Afifudin
(Pengasuh Pon-Pes Al Bayyinah Gresik)
Waktu        : Ahad 29 Desember 2013 Jam 09.30 – Ashar WIB
Tempat      : Masjid Agung Baiturrahman (Barat Alun-alun)
Ngawi – Jawa Timur

UMUM PUTRA & PUTRI
Informasi
Erfan              0351 7879493
Abu Aufa       085736821956
Bp. Setiyono  087858364781

live streaming
www.paltalk.com
room Ahlussunnahngawi

Kajian ini Diselenggarakan Oleh :
Panitia Kajian Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah
YAYASAN TA’ZHIMUSSUNNAH NGAWI
Telp. 0351 748913 Email : assunnah.ngawi@yahoo.com
Source : Salafy.or.id

Hukum Bertakziah Kepada orang Kafir


Ulama-rahimahumullah-berselisih tentang hukum bertakziah kepada orang kafir, para Imam berpendapat, seperti as-Syafii[1] dan Abu Hanifah[2] dalam sebuah riwayat darinya bahwa boleh seorang muslim ditakziahi oleh kafir dan sebaliknya, yakni kafir bukan kafir harbi.


Imam Ibnu Qudamah wafat (620 H) berkata [3]:
Ahmad bertawaquf tentang hukum takziah kafir dzimmi, dan terkait dengan hukum menjenguk mereka dan dalam masalah ini ada dua riwayat darinya : kita tidak menjenguk mereka, demikian juga kita tidak bertakziah kepada mereka berdasarkan sabda nabi Shallallahu 'alaihi wasallam : janganlah mulai salam kepada mereka,
Menjenguk juga tercakup dalam hadits di atas,.
Riwayat kedua : kita boleh menjenguk mereka berdasarkan hadits anas bin Malik radhialllahu 'anhu ;
Dulu ada anak Yahudi yang menjadi pelayan nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang sakit dan kemudian nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya dan duduk disisi kepalanya dan berkata;
Islamlah,
Si anak berpaling kepada ayahnya dan ayah berkata: taatilah abul Qasim (nabi) Shallallahu 'alaihi wasallam
Kemudian anak itu masuk islam, kemudian nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka.[4]
Berdasarkan hadits ini, kita boleh bertakziah kepada mereka.
Imam An-Nawawi (676 H) rahimahullah berkata: boleh seorang muslim untuk bertakziah kepada kafir dzimmi yang masih saudaranya Dan berkata:
أخلف الله عليك ولا نقص عددك[5].
Yang zhahir adalah hukumnya boleh bertakziah kepada mereka ketika mereka wafat, menjenguk mereka ketika sakit, dan membantu mereka mendapatkan musibah. Dalil dalam masalah ini adalah hadits Anas radhiallahu ‘anhu sebelumnya.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu juga bahwa seorang yahudi mengundang Nabi untuk makan jamuan roti gandum, dan lemak maka beliau pun menghadirinya.[6]
Dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah; bahwasannya Abu Darda radhiallahu ‘anhu menjenguk tetangga yahudinya .[7]
Dan perlu diperhatikan bahwasannya hendaknya seorang muslim ketika melakukan hal demikian meniatkannya untuk berdakwah kepada mereka, melunakkan hati mereka untuk masuk islam, dan mendakwahi mereka dengan metode dan cara yang tepat.
Sebagaimana juga ketika bertakziah kita tidak mendoakan kepada mereka untuk diberi ampun, rahmat dan surga. Berdasarkan firman Allah ta’alaa:
ما كان للنبي و الذين آمنوا أن يستغفروا للمشركين ولو كانو أولي القربى من بعد ما تبين لهم أنهم أصحاب الجحيم
Dan tidak patut bagi nabi dan orang-orang yang beriman untuk meminta ampun bagi kaum musyrikin walaupun mereka dari kerabat mereka, setelah jelas kedudukan mereka sebagai penduduk neraka.[8]
Yang diperbolehkan adalah berdoa yang sesuai dengan keadaan mereka, mendorong untuk bersabar, meredam duka, dan mengingatkan mereka bahwa hal tersebut merupakan ketetapan Allah terhadap makhluknya.
Imam Al-Albanni rahimullah berkata (wafat 1420 H) ketika ditanya tentang bertakziah kepada kafir dzimmi: “ya boleh”.[9]
Imam Al-albani memberikan catatan bahwa kebolehannya selama mereka bukan kafir harbi, musuh kaum muslimin, beliau rahimullah berkata setelah membawakan atsar dari ‘Uqbah bin Amir Al-Juhni radhialllahu 'anhu :
Bahwa ia (‘Uqbah bin Amir Al-Juhni) berjumpa dengan seseorang yang bertingkah seperti muslim, yang salam kepadanya, dan ia ‘Uqbah bin Amir Al-Juhni pun membalas salamnya. Wa’alaikassalam Warahmatullah Wabarakatuh. Kemudia seorang anak berkata kepadanya; sesungguhnya orang itu nasrani. Maka ‘Uqbah bin Amir pun menyusulnya hingga ketika sampai kepadnya berkata: Sesungguhnya rahmat Allah dan berkahnya hanya untuk kaum mukminin saja, tetapi semoga Allah memanjangkan umurmu, memperbanyak harta dan anakmu.[10]
Al-Albani rahimahullah berkata: di dalam atsar ini, terdapat isyarat dari sahabat yang mulia tentang bolehnya untuk mendoakan semoga panjang umur, walaupun kepada orang kafir, sementara bagi muslim lebih boleh lagi. Tetapi hendaknya diperhatikan bahwa itu bukan untuk kafir yang menjadi musuh kaum muslimin. Terkait dengan itu juga bolehnya bertakziah semacam itu berdasarkan atsar ini.[11]
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (wafat 1421 H/1999 M) rahimahullah tentang takziah kafir yang termasuk dalam kerabat atau temannya:
Takziah kafir bila salah seorang saudaranya atau kawan meninggal, tentang hukumnya diperselisihkan oleh ulama, di antara ulama ada yang berkata; takziah kepada mereka haram, dan yang lain berkata boleh. Dan di antara mereka ada yang memerinci dan berkata: seandainya ada mashlahatnya, seperti diharapkan masuk islam, atau mencegah kejahatan mereka yang tidak mungkin dilakukan kecuali dengan bertakziah kepada mereka, maka yang demikian boleh, bila tidak, maka haram. [12]
Yang rajih, apabila difahami dari takziah kepada mereka adalah pemuliaan kepada mereka maka haram hukumnya, bila tidak maka dilihat dari maslahatnya.
Lajnah addaimah berfatwa tentang hukum takziah kafir yang kerabat sebagai berikut:
Apabila maksud dari takziah kepada mereka untuk memberikan semangat kepada mereka untuk masuk islam, maka ini boleh, dan ini adalah maksud dari syariat, atau bila dimaksudkan dengannya untuk mencegah gangguan mereka terhadap dirinya atau kepada kaum muslimin. Dikarenakakan demi mashlahat umum maka dimaafkan bahaya yang parsial (لأن المصالح العامة الإسلامية تغتفر فيها المضار الجزئية).[13]
ظافر بن حسن آل جبعان
Diterjemahkan, Medan 27 November 2010.


[1] Al-Majmu’ (5/275)
[2] Hasiyah Ibnu ‘Abidin (3/140)
[3][3] Al-Mughni (3/486)
[4] Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab Al-Janaiz bab bila seorang anak kecil masuk islam dan mati, apakah disholatkan (Fath 3/582-583 no. 1356) Abu Dawud dalam kitab Al-Janaiz dalam bab menjenguk kafir dzimmi  93/240 No 3095)
[5] Raudhotu at-Tholibin (2/145)
[6] Diriwayatkan Oleh Imam Ahmad (3/123), ini lafazhnya, diriwayatkan juga oleh al-Bukhari pada kitab al-Buyu’ bab pembelian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam secara tertunda,  (Al-fath  5/22 dengan nomor 2069), diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi dalam kitab al-Buyu’ Bab yang dirukhsakhkan dalam pembelian hingga waktu tertentu (3/511 nomor 1215) dan mengatakan “hasan shahih”, dikeluarkan juga oleh an-Nasai dalam kitab al-Buyu’ : bab ar-Rahn fil-Hadhr   (7/332-333 no. 4623)
[7] Ibnu Abi Syaibah dalam kitab al-Janaiz : bab menengok Yahudi dan Nashara (3/238)
[8] Surat at-Taubah ayat 113
[9] Mausu’ah Al-fiqhiyah al-Muyassarah (4/185)
[10] Shahih al-adabul Mufrad, (Hal. 430 atsar No. 1112)
[11] Referensi sebelumnya
[12] Fatwa dalam ahkam al-Janaiz (hal. 353 pertanyaan nomor  317)
[13] Fatwa Lajnah Daimah lil Buhuts al-Islamiyah wal ifta (9/132)

Source: Abu Shalih

Kajian Bandung: Terhina Karena Hutang - Ahad 15 Desember 2013



Hadirilah Kajian Islam Ilmiah
Gratis, terbuka untuk umum kaum muslimin & muslimat.

In syaa Allah, dengan tema :
TERHINA KARENA HUTANG

Pemateri: 
Al Ustadz Ahmad Zainuddin,Lc 
(Lulusan Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)

Hari : Ahad, 15 Desember 2013
Pukul : 09.00 WIB - Dzuhur
Tempat : Masjid Besar Cipaganti Bandung.



Penyelenggara:
Yayasan Ihya'u Al-Sunnah Bandung

Wednesday, 11 December 2013

PEGANGLAH TANGAN SAUDARAMU, LALU TUNTUNLAH IA MEMASUKI SURGA…


JADILAH PEMAAF..

Suatu ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba beliau tertawa sehingga tampaklah gigi-gigi serinya. Maka sahabat beliau, Umar bin Khathab kebingungan dan bertanya, “Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, apakah yang membuatmu tertawa?” Beliau menjawab, “Ada dua lelaki dari umatku yang dikumpulkan di hadapan Rabbul Izzah, Allah Azza Wajalla. Salah satu di antaranya berkata, ‘Wahai Rabb, ambilkanlah hakku yang dizhalimi oleh orang ini!’ Maka Allah berfirman, ‘kembalikan hak saudaramu yang telah engkau zhalimi!’ Orang itu berkata, ‘Wahai Rabb, tidak ada lagi kebaikan yang tersisa.’ Yang seorang lagi berkata, ‘Wahai Rabb, biarlah dia menanggung sebagian dari dosa-dosaku!’

Rasulullah mencucurkan air matanya kemudian bersabda, “Sungguh, hari itu adalah hari yang berat. Pada hari itu manusia perlu dipikulkan dosa-dosanya..”

Maka Allah berfirman kepada orang yang dizhalimi itu, “Angkatlah matamu dan perhatikanlah surga-surga itu!” Orang itu berkata, “Wahai Rabb, aku melihat kota-kota dari perak dan istana-istana emas yang ditaburi mutiara. Untuk nabi, orang shaddiq, atau syahid yang mana semua ini?” Allah berfirman, “Ini semua untuk siapa saja yang membayar harganya.” Orang itu berkata, “Wahai Rabb siapa pula yang memiliki harganya?” Allah berfirman, “Engkau memilikinya.” “Dengan apa, wahai Rabb?”tanyanya. “Dengan pemberian maafmu kepada saudaramu.” “Wahai Rabb, aku telah memaafkannya.”

Allah berfirman, “Peganglah tangan saudaramu itu, lalu bawalah ia memasuki surga.”

Kemudian Rasulullah bersabda, ittaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum, fa innallaaha ta’ala yushlihu bainal mu’miniina yaumal qiyamati. “Hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah dan memperbaiki hubungan di antara sesama kalian, karena sesungguhnya Allah memperbaiki hubungan di antara orang-orang yang beriman pada hari kiamat.”
(Hadits Riwayat Hakim dari Anas bin Malik)



Friday, 27 September 2013

Jadwal Kajian Masjid Salafy di Kota Malang

MASJID JAMI’ AL-UMM
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Ahad (pekan ke-2)08.00 – selesaiTematikAsatidz salaf se-IndonesiaUntuk Umum
SeninBa’da Maghrib – selesaiMa’alim fi Thoriiq Tholah al-’IlmUst. Ziyad At-Tamimi, MHI.Untuk Umum
RabuBa’da Maghrib – selesaiJalan-jalan menuju surgaUst. Muhammad SyahriUntuk Umum
KamisBa’da Maghrib – selesaiKitab Al-Umm Imam Syafi’iUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
MASJID QOLBUN SALIM
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Ahad18.00 – selesaiRuqyah Syar’iyahUst. ArifudinUntuk Umum
19.30 – selesaiTahsin Al-Qur’anUst. Muhammad SyukurUntuk Ikhwan
Ahad (pekan ke-1)09.00 – 11.00Fiqih JihadUst. Abdullah AminUntuk Umum
16.00 – 17.00Kaidah Tafsir dan AqidahUst. Abdullah AminUntuk Umum
Ahad (pekan ke-2)16.00 – 17.00Fiqih Mu’ammalahUst. Abdul HamidUntuk Umum
Ahad (pekan ke-3)16.00 – 17.0040 Hadist tentang AkhlaqUst. AmroziUntuk Umum
Ahad (pekan ke-4)09.00 – 11.00Kasfyu SubhatUst. Anwar SamuriUntuk Umum
16.00 – 17.00Kitabul KabairUst. AmroziUntuk Umum
Ahad (pekan ke-5)09.00 – 11.00Fiqih JihadUst. Abdullah AminUntuk Umum
16.00 – 17.00Kaidah Tafsir dan AqidahUst. Abdullah AminUntuk Umum
Senin18.00 – selesaiKun Salafia ‘Ala JaddahUst. AmroziUntuk Umum
Kamis (pekan ke-1 dan 2)05.30 – 06.30Apa yang dicintai dan dibenci oleh NabiUst. Abdullah AminUntuk Umum
Kamis (pekan ke-3)05.30 – 06.30Kitab Ahkamul JanaizUst. Anwar ZeinUntuk Umum
Sabtu19.30 – selesaiTahsin Al-Qur’anUst. Muhammad SyukurUntuk Ikhwan
MASJID AL-IKHLAS
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
SelasaBa’da Maghrib – selesaiKitab Tafsir Abdurrohman As-Sa’diUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
MASJID AS-SALAM
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Ahad (pekan ke-1)08.00 – selesaiKeluarga sakinahUst. Abdullah Shalih HadramiUntuk Umum
Ahad (pekan ke-2-4)08.00 – selesaiSirah Nabi, Riyadhus Shalihin, Utsuluts TsalatsahUst. Abdullah Shalih HadramiUntuk Umum
SabtuBa’da Maghrib – selesaiKitab Bulughul MaramUst. Muhammad SyukurUntuk Umum
MASJID NURUL MUTI’AH
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Jum’atBa’da ashar – selesaiBulughul MaramUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Akhwat
Jum’atBa’da Maghrib – selesaiKitab Adabul Mufrod, Kitab Asnaful Mad’uiUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
MASJID AL-GHIFARI
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
SeninBa’da Maghrib – selesaiTematikUst. Faiz NajihUntuk Umum
RabuBa’da Maghrib – selesaiFiqih do’a dan dzikirUst. Abdullah Shalih HadramiUntuk Umum
KamisBa’da Maghrib – selesaiKristenisasi dan freemason internasionalUst. Ir. Andri Kurniawan,M.Ag.Untuk Umum
SabtuBa’da Subuh – selesaiKitab Tafsir Tematik Abdurrohman As-Sa’diUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
SabtuBa’da Maghrib – selesaiKitab Riyadus ShalihinUst. Abu HaidarUntuk Umum
Keterangan
Untuk Umum
MASJID  AL-MUTTAQIN
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Rabu (pekan ke-2)Ba’da Maghrib – selesaiKitab 100 hadits kemaslahatan masyarakatUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
MASJID  AL-MUKMINUN
HariWaktu (WIB)MateriPengasuhKeterangan
Rabu (pekan ke-3 dan 4)Ba’da Maghrib – selesaiKitab Arba’in NawawiUst. Agus Hasan Bashori,Lc.,M.Ag.Untuk Umum
Keterangan:
Masjid Jami’ Al-Umm, Kompleks Ma’had Al-Aimmah, Jl. Joyo Agung No. 1, Merjosari – Mertojoyo
Masjid Qolbun Salim, Jl. Sunan Kalijaga Dalam No. 9
Masjid Al-Ikhlas, Mertojoyo
Masjid As-Salam, Jl. Bendungan Riam Kanan
Masjid Nurul Muti’ah, Jl. Kumis Kucing Dalam
Masjid Al-Ghifari, Griyashanta
Masjid Al-Muttaqin, Bantaran Indah – Cengger Ayam
Masjid Al-Mukminun, Jl. Mahakam

Source : Yayasan Bina Masyarakat