Monday, 31 March 2014

Tawadhu, Akhlak Yang Sering Dilalaikan

Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallaahu ta’ala ‘anha mengatakan:
ﺇﻧﻜﻢ ﻟﺘﻐﻔﻠﻮﻥ ﻋﻦ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ: ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ.
Sesungguhnya kalian sungguh sangat melalaikan ibadah yang paling utama, yaitu tawadhu’“(Az-Zuhd Li Imam Wakii’ II/463, Taarikh Jurjaan: I/86).
Al-Imam Fudhai bin ‘Iyadh ketika ditanya apa yang dimaksud dengan tawadhu’, maka beliau rahimahullah berkata:
أﻥ ﺗﺨﻀﻊ ﻟﻠﺤﻖ ﻭﺗﻨﻘﺎﺩ ﻟﻪ ، ﻭﻟﻮ ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﺻﺒﻲ ﻗﺒﻠﺘﻪ ، ﻭﻟﻮ ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺟﻬﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺒﻠﺘﻪ
“(tawadhu’) adalah engkau merendah dan tunduk kepada kebenaran. Jika engkau mendengarnya dari seorang bocah engkau menerimanya, bahkan walaupun engkau mendengar kebaikan itu dari orang yang paling bodoh sekalipun engkau mau menerimanya”(Hilyatul Auliya: III/329).
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata:
ﻫﻮ ﺃﻥ ﺗﺨﺮﺝ ﻣﻦ منزلك ولا ﺗﻠﻘﻰ مسلما ﺇﻻ ﺭﺃﻳﺖ له عليك فضلا
“tawadhu’ adalah tatkala engkau keluar dari rumahmu dan tidaklah engkau menjumpai seorang muslim pun kecuali engkau menganggap dia lebih utama dibandingkan dirimu”(Al-Ihyaa’: III/28).
Ibunda kita yang mengingatkan kelalaian kita akan ibadah yang utama ini benar-benar mempraktekkan apa yang dikatakannya, ‘Uqbah Bin Shuhban al-Hunnaa’i rahimahullah mengisahkan:
Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang makna ayat: “Kemudian wariskan al-Kitab pada orang-orang yang kami pilih dari hamba-hamba kami, di antara mereka ada yg menzalimi dirinya, dan diantara mereka ada yg pertengahan dan diantara mereka ada orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan”. (QS. Faathir:32)
Beliaupun menjawab:
: ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ، ﻫﺆﻻﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ. أﻣﺎ ﺍﻟﺴﺎﺑﻖ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮﺍﺕ ﻓﻤﻦ ﻣﻀﻰ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﺷﻬﺪ ﻟﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﻴﺎﺓ ﻭﺍﻟﺮﺯﻕ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﻘﺘﺼﺪ ﻓﻤﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﺃﺛﺮﻩ ﻣﻦ  ﺻﺤﺎﺑﻪ ﺣﺘﻰ ﻟﺤﻖ ﺑﻪ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻈﺎﻟﻢ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻤﺜﻠﻲ ﻭﻣﺜﻠﻜﻢ
“Wahai anakku , mereka semuanya merupakan ahli surga. Yang berlomba-lomba dalam kebaikan adalah mereka yang telah wafat di masa Rasulullah (hidup), mereka adalah orang-orang yang mendapat persaksian dari Rasulullah dengan kenikmatan hidup dan kebaikan rizki. Kaum pertengahan adalah mereka para shahabat Nabi yg mengikuti jejaknya hingga mereka bertemu dengannya(wafat). Adapun yang menzalimi dirinya sendiri adalah mereka adalah mereka yang seperti saya dan kamu”.(Tafsiir al-Qur’anil ‘Adziim:VI/549).
Sungguh menakjubkan, Ibunda Aisyah memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang mendzalimi dirinya sendiri. Padahal kita tahu beahwa beliau adalah wanita terbaik, wanita yang Allah bela kesucian dirinya dari atas langit, seorang wanita cerdas yang paling banyak meriwayatkan sunnah-sunnah kepada ummat.
Semoga Allah merahmatimu wahai As-Shiddiqah bintu as-Shiddiq. Dan semoga kami bisa meneladani keindahan akhlakmu.
**
Pangkalan Kerinci, Malam senin 22 Jumadal Uulaa 1435 H. 
Penulis: Abu Hatim Abdul Mughni as-Sundawy
Artikel Muslim.Or.Id

Related Post :

0 komentar:

Post a Comment